pt. 8

1.4K 204 6
                                    

Jam pulang sekolah datang, segera Jisoo membereskan barang-barangnya ke tas. Jimin berdiri di depan kelas mulai berteriak mengingatkan yang bertugas piket hari itu.

"Hari ini, hanya aku yang mengawasi kalian piket. Karena Jisoo harus ke rumah Rose." umum Jimin.

"Yaah...padahal akan menyenangkan jika Jisoo juga mengawasi." sahut namja yang bertugas hari itu.

"Tak ada protes. Lagipula Jisoo harus bergegas, bukan?" kata Jimin tanpa ampun.

"Benar. Maafkan chingu, aku harus pergi ke ruang berkas untuk mengcopy catatan." sahut Jisoo.

"Apa kau ingin ku bantu, Jisoo-ah?" tawar seseorang yang berdiri di sebelah Jimin.

Saat ingin Jisoo jawab, Jimin menchop kepala namja itu. "Tidak perlu. Kalau begitu sampai jumpa besok semuanya. Annyeong."

Di jalan menuju ruang berkas, Jisoo berusaha menahan senyum. Ternyata ia dianggap sebagai perwakilan kelas oleh teman-teman kelasnya. Tapi yang membuat perasaan Jisoo baik, karena bisa melihat Jimin yang menchop anak kelas yang tadi ingin membantu. Tak mungkin Jimin cemburu kan?

Begitu membuka pintu ruangan, rupanya ada Taehyung-ssaem. Tapi sepertinya Taehyung-ssaem tidak menyadari kehadiran Jisoo. Saat Jisoo menyalakan mesin fotocopy barulah ssaem menoleh.

"Ah, apa sudah jam pulang sekolah?" tanya Taehyung-ssaem.

"Sudah sejak tadi, ssaem." jawab Jisoo mulai mengcopykan catatannya.

"Apa kau yang akan mengantar catatan ke rumah Rose?" tanyanya. Ia berhenti mencari-cari di rak berkas.

Jisoo mengangguk. "Jimin membagi tugas, ia yang mengawasi tugas piket." lapornya.

"Apa Jisoo-ah ingin ssaem antar ke rumah Rose?" Taehyung-ssaem memainkan alisnya turun naik.

Jisoo mencibir. "Tidak perlu. Aku sudah tau maksud ssaem ingin ikut." tolaknya langsung.

"Yaahh...." Taehyung-ssaem kecewa. "Kalau ku lakukan untuk Jisoo bagaimana? Toh, bagaimanapun aku dan kau ini kan..."

Mengetahui lanjutan ucapan Taehyung-ssaem, Jisoo cepat-cepat membungkam mulut Taehyung-ssaem. Jisoo bahkan memelototinya.

"Jangan dilanjutkan." ancam Jisoo. Barulah ia melepas telunjuknya dari mulut Taehyung-ssaem.

"Aku bilang tidak ya tidak. Toh, ssaem kan masih ada kerjaan di sekolah." tukas Jisoo.

Tapi bukan Taehyung-ssaem namanya kalau tidak terus mengganggu muridnya. Ia mengerti perkataan Jisoo. Tapi ia terus saja menggodanya, seakan Jisoo adalah anak kecil yang diasong-asongkan permen oleh Taehyung-ssaem.

Jisoo hanya tertawa saja dan sesekali membalas candaan Taehyung-ssaem saja.

Dan tanpa mereka sadari. Ada mata yang melihat hal itu berlangsung. Dari balik pintu bagian kaca tembus pandang. Tentu saja, orang itu punya pemikiran salah paham. Salah paham apa hubungan antara seosaengnim dan haksaeng itu.

***

Karena aku ngetiknya di pagi hari, jadi aku ucapkan Ohayouu!! Selamat pagi world, sorry pendek ya

Lega, selesai juga. Sambil dengerin lagu If You-Big Bang rasanya jadi enteng, hehe author multifan tapi hati tetep sama Bangtan-Army kok ♥♡

Voteandcomment ya gais, jangan lupa^^ Ditunggu ceelallu *ih alay

Annyeong~

Cr. Ash

For Along Time [JimSoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang