Kita berjalan dengan bahu yang saling berdampingan
Tertawa pada hal-hal yang tak penting dan menatap impian yang sama
Jika didengar dengan seksama maka aku dapat mendengarnya
Suaramu mewarnai suasana kota ini dengan warna oranye
Saat kau tak ada, aku merasa sangat bosan
Namun saat kuberkata kesepian, kau tertawa kepadaku
Aku pun terus memastikan hal yang masih tersisa
Yang bersinar terang dan takkan pernah pudar
.
.
.
.
.
Jimin menatap yeoja yang terbujur di atas kasur putih dengan piyama putih dengan corak lucu. Yeoja itu sedang terlelap. Cukup lama, sudah nyaris tertidur selama 3 hari dan hari ini adalah hari ketiga yeoja itu belum membuka matanya.
Jimin duduk di kursi di sebelah kasur itu. Memandangi wajahnya yang damai. Cantik, manis, imut. Segala pujian selalu terlempar dari hatinya setiap kali melihat wajahnya. Sejak pertama kali mereka bertemu.
Yeoja yang tampak selalu khawatir namun selalu menutupinya di depan orang-orang disekitarnya. Yang selalu perhatian di sekitarnya tanpa disadari. Yang selalu menghargai orang lain dan sering mengalah.
Hampir semua tentang yeoja itu Jimin ketahui. Hanya satu yang selama ini Jimin tak tau tentangnya. Ia tak pernah tau jika yeoja itu juga memiliki perasaan yang sama terhadap dirinya seperti perasaan dirinya padanya.
"Apa yang kau mimpikan disana? Sampai membuat mu tak bangun juga..." Jimin menatap wajah itu lagi. "...Jisoo-ya?"
Ya. Jisoo sudah tertidur selama tiga hari. Dokter hanya bilang bahwa Jisoo hanya kelelahan yang teramat sangat karena itu ia belum juga sadar. Ya. Jisoo jatuh pingsan tepat setelah ia membanting paman Hajoon.
Saat itu Jimin sendiri terkejut melihatnya. Jisoo yang lebih kecil darinya membanting paman Hajoon yang bahkan lebih tinggi dari Jimin. Untunglah kejadian itu selesai setelah Jisoo mengakhirinya dengan baik.
//Flashback-On\\
Tepat setelah Jisoo membanting paman Hajoon tubuhnya oleng ke belakang yang langsung ditangkap oleh Jimin. Jisoo pingsan. Tapi Jimin bisa melihat Jisoo pingsan dengan tenang.
Segera saja Rose dan Sohyun menghampirinya. Mereka mengkhawatirkan keadaan Jisoo.
"Jisoo? Jisoo? Jisoo-ya?" panggil Rose berulang kali.
"Jisoo-unnie? Unnie, gwaenchana?"
Jimin inisiatif sendiri. Ia langsung mengangkat Jisoo ala bridal style ia membawa Jisoo ke sofa panjang yang ada dalam ruangan itu. Sebenarnya Jimin merasa malu karena untuk pertama kalinya ia melihat Jisoo memakai baju sesantai dan sependek itu. Yah, ia kan juga namja dan Jisoo memakai pakaian seperti sekarang ini benar-benar terlihat sexy dimatanya.
"Jaga Jisoo, oppa akan membantu Taehyung-ssaem." pesan Jimin pada Sohyun tapi yang mengangguk Rose juga.
Jimin membantu Taehyung-ssaem menalikan pengawal-pengawal paman Hajoon yang sudah lama pingsan dan terkapar di lantai. Mereka di ikat berpasangan, begitu juga dengan paman Hajoon.
Jimin berjongkok di depan paman Hajoon yang sudah terikat dengan salahsatu pengawalnya. Ia masih tak menyangka hal ini, seorang paman tega menculik keponakannya sendiri untuk mendapat apa yang ia inginkan? Sekalipun hanya hubungan tiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
For Along Time [JimSoo]
Fanfiction'Kurasa memang lebih baik dulu saat aku hanya melihatmu dari jauh...' Jisoo yang merahasiakan identitas keluarganya dan harus melihat orang-orang yang disayanginya kembali terlibat masalah bersamanya... Apa yang harus ia lakukan? Disaat ia berfikir...