FOSFOR 1 • Hari Pertama

376K 18.7K 3.2K
                                    

_______________

Dia seperti soal matematika. Rumit. Tapi tetap aja aku cari jawabannya.

- Fiona Zia Farheen -

_______________


Gadis itu berjalan riang. Sepasang sepatu pantofel berwarna hitam dan kaos kaki putih di bawah lutut menjadi ornamen di kakinya. Zia memandang seragam yang dia gunakan. Rok wiru merah kotak-kotak sepuluh senti di atas lutut.

Kemeja putih yang dipadukan dengan dasi berwarna merah mempercantik penampilannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemeja putih yang dipadukan dengan dasi berwarna merah mempercantik penampilannya. Senyum manis tak pernah luput dari bibirnya. Matanya menelisik setiap tulisan yang dia lewati. Rambut coklatnya yang tergerai panjang membuatnya terlihat mencolok dari murid lainnya.

Sudah beberapa hari papanya ke sekolah untuk mengurus segala kepindahannya. Dan papanya bilang hari ini dia sudah bisa masuk di sekolah barunya. Tepatnya di kelas XI IPS 2. Entah saking semangatnya, Zia berangkat sekolah pagi. Membuat sang papa terheran-heran. Bahkan Zia menolak tawaran papanya untuk mengantarkan dia di hari pertama sekolah di sini. Membuat papanya harus menghela napas, menyerah, karena dia paling tidak bisa menolak permintaan Zia.

Zia berhenti tepat di depan pintu bertuliskan XI IPS 2. Gadis itu melangkah memasuki kelas baru di sekolah barunya; SMA Bit Teresa dengan santai. Dia mengedarkan pandangan. Melanjutkan langkahnya dan duduk disalah satu bangku kosong yang berada di kelas itu. Sontak, kehadirannya menjadi pusat perhatian murid yang berada di dalam kelas. Mereka menatap Zia dengan pandangan heran dan menilai. Memperhatikan dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Siapa sih?" tanya seorang murid perempuan yang duduk di depan.

"Nggak tau."

"Anak baru kali."

"Songong gitu, masa sembarangan duduk sih. Nggak salam dulu atau apa kek."

Zia mendengar celetukan itu. Tapi dia memilih mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan kepada ayahnya daripada menanggapi mereka. Nanti saja mengurus mereka, yang terpenting sekarang dia harus menghubungi ayahnya.

Papa : Aku udah di sekolah Pa, i am so excited! 😱

Lalu matanya melihat ada puluhan panggilan tak terjawab yang masuk di ponselnya dari orang yang sama. Membuat Zia cemberut. Moodnya menjadi sedikit down lagi.

"Bodo. Gue nggak peduli! Telpon aja terus nggak bakal gue angkat!" ocehnya.

"Lah lo siapa? Itu tempat duduk gue."

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang