FOSFOR 16 • Pergi!

191K 10.6K 622
                                    

Part ini pendek 😀 Cius, gak bo'ong 😝

Pemburu typo mana suaranyahhh?? 🙋🙌

Vote dulu ya...

Happy Reading... ❤

_______________

Kadang, kita perlu egois. Agar tidak selalu ditindas oleh kehidupan yang terlampau sadis.

- Arkie Septaginta -
_______________

Kisah yang pedih itu memang lebih baik dilupakan. Tapi itu hanya kemauan. Tak tahu jika semesta tak menghendaki. Meski sekeras apa pun usaha yang dilakukan, saat itulah semuanya menjadi sia-sia. Kadang memilih untuk membenci keadaan, tapi... bukankah ini pemberian yang harus disyukuri?

Kita hanya pemeran, sedangkan Tuhan-lah sang sutradara dan penulis skenario. Dia-lah yang mengendalikan kisahmu. Kamu hanya perlu berlaku seperti dirimu, apa adanya dirimu. Biarkan orang lain menilai buruk tentangmu, asalkan kau jangan. Karena jika kau merasa buruk terhadap diri sendiri. Lantas, siapa lagi yang akan menghargaimu ketika tak seorangpun peduli tentangmu?

Setelah beberapa kali tarikan napas panjang, Arkie memutuskan untuk berjalan keluar dari UKS setelah seharian ini dia memilih mengistirahatkan diri di ruangan itu. Pikirannya kacau. Dan mungkin dia memang membutuhkan sedikit istirahat.

Cowok itu mengambil ponsel di meja yang berada di sampingnya. Ada puluhan pesan dan panggilan yang tak terjawab. Yang semua itu berasal dari Papanya. Baru saja dia hendak memasukkan ponselnya ke dalam saku celana, sebuah notifikasi dari aplikasi WhatsApp menghentikan gerakannya. Sebuah nomor tidak dikenal.

0895762xxxxx :
Gue otewe UKS, jangan kemana-mana!
~Your beautiful neighbor, Zia.

Sudut bibir Arkie sedikit tertarik. Gadis itu, tidak ada hentinya mengganggu dirinya. Cowok itu menggaruk kepala sebelum memilih bangkit, menarik ransel miliknya---yang tadi dibawakan Noah saat jam istirahat kedua. Lalu memilih meninggalkan ruang UKS persis seperti apa yang tidak Zia inginkan.

Arkie berjalan seorang diri di antara puluhan murid yang berhamburan keluar karena ini memang sudah waktunya untuk pulang. Arkie tetep berjalan cuek meski terkadang ada beberapa murid yang menyapanya dengan genit. Arkie pikir, dia tidak punya waktu untuk meladeninya. Waktunya terlalu berharga.

Arkie :
Tadi lo udah bilang kalo gue izin kan?

Noah :
Eh, lupa.

Arkie :
😑

Noah :
Iya-iya udah bilang kok.
Makasihnya mana?

Arkie :
Thx

Noah :
Kalo udah dibales singkat-singkat kayak gini bikin gemes.

Arkie :
Bodo!

Noah :
Iya, Noah sayang Arkie juga.

Noah gila! Dan Arkie juga gila karena sudah lama dia berteman dengan cowok itu. Noah adalah satu-satunya orang yang masih ada disampingnya ketika dulu dia terpuruk---meski saat itu Arkie menyuruhnya menjauh, Noah tetap masih mau berteman dengannya. Walau Arkie sering tidak peduli kepadanya, tapi Noah seolah biasa saja. Arkie heran, apa cowok itu tidak mempunyai rasa kecewa terhadapnya? Karena selama ini yang Arkie lihat, Noah selalu memasang wajah ceria dalam kondisi dan situasi apapun.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang