FOSFOR 35 • Bukan Siapa-siapa

151K 7.9K 771
                                    

Halohaaa celamat ciang menjelang core buat yang tercayang🙊

Yang udah Vote dan komen acu doain dicayang mantan🐣 *eh gebetan maksudnya🙊

Happy Reading...💞
_______________

Ikhlas bukan hanya tentang merelakan dia dengan yang lain. Tapi juga tentang mengikhlaskan hati, ketika sadar bukan akulah yang dia ingini.

- Arkie Septaginta -
_______________

"Puncak?"

"Nggak mau."

"Dufan?"

"Kek bocah."

"Lombok?"

"Yakali, kita cuma punya waktu Jum'at sore sampai Minggu sore. Kalo ke Lombok itu kejauhan, emangnya lo mau sampai sana langsung pulang?"

Sebal, Naomi menjambak rambut Noah yang sedari tadi terus mengomentari semua usul yang dia lontarkan.

"Aduduh... kepala Noah bisa botak Nao."

"Bodo."

"Kalo Noah nggak ganteng lagi gimana?"

"Emang lo ganteng?"

"Iya."

"Kata siapa?"

"Kata fans-fansnya Arkie yang kini berpaling ke gue karena bosen dicuekin terus hehe."

"Heleh," cibir Naomi melepaskan cengkeraman tangannya dari rambut Noah.

Setelah dua minggu berkutat dengan soal-soal ujian. Mereka membuat wacana untuk berlibur, setidaknya mereka bisa merilekskan diri sebelum menghadapi ujian kenaikan kelas tiga bulan lagi. Dan mereka memutuskan untuk merembuknya di kafe dekat sekolah.

Naomi melemparkan pandangannya ke arah Zia yang sedari tadi hanya diam dengan tangan yang memainkan sedotan plastik di gelas. Di bawah meja, kaki Naomi mencari kaki Noah, lalu dia menginjaknya.

"Aduh... kenapa kaki gue diinjak?"

"Tuh..." Naomi mengedikkan dagu ke Zia yang duduk di samping Noah. Membuat Noah juga ikut memperhatikan Zia.

"Zia?"

Yang dipanggil langsung menegakkan tubuh.

"Iya? Kenapa? Oh, udah dapet tempatnya?"

Noah dan Naomi saling berpandangan.

"Lo lagi ada masalah ya?" tanya Naomi.

"Hah? Ish, lo ngomong apa sih Nao? Gue baik-baik aja kok hehe..." Zia tertawa. Dan tawa itu terdengar begitu hambat di telinga Naomi dan Noah.

"Jadi, mana daftar lokasinya gue mau lihat?"

Dengan kaku, Naomi menyodorkan kertas di tangannya. Setelah menyerahkan kertasnya, Naomi masih menatap aneh ke Zia. Sedangkan Zia, sebisa mungkin dia akan menunjukkan sikap seperti biasanya. Dia tidak mau jika mereka mencurigai perilakunya akhir-aknir ini. Walaupun sebenarnya Zia sudah tau, kalau Naomi dan Noah mulai curiga dengan sikapnya.

"Arkie mana sih? Noah, lo udah ngehubungin dia kan?" tanya Naomi.

"Udah kok."

"Kenapa dia belum ke sini?"

Noah mengedikkan bahu. "Enggak tau. Gue juga nelpon Ghea, tapi nggak aktif. Apa HP-nya mati?"

Mereka tidak sadar, bahwa dalam hati Zia berdoa semoga saja Arkie tidak ke sini. Atau cowok itu lebih baik ke sini saat dia sudah pulang.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang