FOSFOR 32 • Berbeda

160K 8.1K 493
                                    

Kemarin baca komenan kalian, terus... terus... *AduhKebeletPipis
🐤💨💨💨

Hahaha maapkan daku😂✌

Part ini special buat armybtsind jan mewek lagi kamu 😚😚😚

Happy Reading Cemuah😽...💞💞

Play Song 👆

Cukup Tahu | Rizky Febian
_______________

Entah ini hanya perasaanku saja atau memang benar adanya, tapi yang pasti dia... berbeda.

- Fiona Zia Farheen -
_______________

Yang Arkie pahami tentang perasaan saat ini adalah, hatinya sudah dipatahkan. Ini lucu, saat untuk pertama kalinya dia bisa menerima seseorang masuk lebih jauh ke kehidupannya, lalu membiarkan orang itu menghancurkannya. Dan Arkie menyesali tindakannya tersebut. Rasanya, dia ingin menertawakan kebodohannya. Bagaimana mungkin dia bisa merelakan pertahanan dirinya hancur hanya gara-gara orang baru yang baru dua bulan dia kenal?

Saat ini tekadnya hanya satu, membuang perasaannya pada Zia yang baru berumur jagung itu jauh-jauh. Arkie yakin, dia bisa melakukannya. Dia yakin hatinya belum terjatuh terlalu jauh, dan dia yakin masih bisa untuk kembali menatanya. Menyusun kembali pertahanannya dan menghilangkan bayang-bayang Zia dari sana.

Arkie memijat pelipisnya, kepala berdenyut karena terlalu banyak dia gunakan untuk berpikir.

Setelah merasa lebih baik, dia mengangkat kepalanya yang tadi menunduk. Dia bangkit dari duduknya. Saat hendak melangkah, sesuatu menghentikannya.

Kenapa kini dia melihat Zia sedang duduk di atas ranjangnya dengan wajah yang ditekuk sebal?

Ya Tuhan, dia mulai tidak waras!

Arkie menoleh ke arah balkonnya ketika tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Dia berjalan mendekati pintu balkonnya yang terbuka, dan Arkie kembali melihat Zia! Apa dia sudah gila?

Arkie memejamkan matanya, berusaha menghapus bayangan itu. Tapi tetap saja bayangan gadis itu tidak menghilang dari hadapannya.

Yang Arkie lihat, di sana, di balkon kamar gadis itu, Zia tengah menjulurkan tangannya, sehingga membuat tetesan-tetesan air hujan itu membasahi telapak tangannya. Lalu Zia mendekatkan wajahnya ke arah tetesan hujan. Gadis itu tersenyum dengan mata tertutup. Tanpa sadar, Arkie tersenyum. Oh, ke mana hilangnya prinsip yang baru Arkie buat tadi?

Tapi hanya beberapa detik senyuman itu bertahan di bibir Arkie. Dan kini digantikan oleh matanya yang membulat ketika melihat bayangan Zia itu membuka mulutnya dan menjulurkan lidahnya dengan kepala menengadah ke atas.

"Zi---"

Arkie mengurungkan niatnya saat kembali berpikir jika itu hanyalah bayangan. Tapi kenapa terasa begutu nyata?

"Uhuk! Huwaa... hidung gue sakit..."

Dan, sekarang Arkie sadar jika itu bukan bayangan.

"Arkie! Haiii..."

Teriakan dari seberang sana menyadarkan Arkie yang tadi sempat melamun.

Gadis itu melambaikan tangannya dengan heboh ke arah Arkie. Arkie hanya memandangnya, sesaat sebelum memilih untuk menutup pintu balkonnya yang terbuat dari kaca, lalu menarik gorden berwarna putih. Sehingga kini Zia tidak bisa melihatnya.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang