FOSFOR 19 • Moodbooster

171K 9.6K 277
                                    

Pendek as always 👉😛👈

Vote dulu yash😌

Happy Reading...❤

_______________

Lo khawatir?

- Fiona Zia Farheen -
_______________

Tubuh Zia seketika kaku. Suara itu...

Gadis itu menjauhkan ponsel dari telinganya. Shit! Panggilan luar negeri!

Zia memilih untuk mematikan panggilan itu sepihak. Dan dengan cekatan tangannya menekan mode airplane di ponselnya. Dan menyingkirkan ponselnya ke sembarang tempat.

Suara tadi, Zia hafal di luar kepala. Suara yang dia rindukan sekaligus dia benci. Kepala Zia spontan dipenuhi oleh rasa penasaran. Kira-kira, siapa yang memberikan nomor ponselnya? Karena yang dia tahu, dia sudah tidak pernah berhubungan lagi dengan teman-temannya di luar sana. Sebut saja Zia egois, karena memang begini cara yang dia lakukan untuk menghapus kenangan dari masa lalu yang tidak dia inginkan.

Zia memijit tengkuknya yang mendadak keram. Terlalu banyak berpikir tidak baik untuk dirinya.

Gadis itu lalu melirik jam yang menempel di dinding. Dia tersenyum ketika mengingat sesuatu. Daripada memikirkan orang itu dan berujung dia yang membuang air matanya sia-sia, lebih baik dia melakukan kegiatan yang lebih berfaedah untuk memulihkan perasaannya. Secepat kilat dia melompat turun dari sofa dan berlari keluar rumah. Tak lupa, dia berteriak memberitahu Bi Sari tentang kepergiannya.

"BIKKK ZIA PERGI KELUAR DULU YAAAA..."

Tidak menunggu jawaban dari Bi Sari, Zia melanjutkan acara berlarinya.

Sesampainya di depan gerbang rumah Arkie. Zia sedikit merapikan pakaiannya. Lalu, ketika dia melihat ke bawah. Matanya melotot. Oh Tuhan! Dia lupa jika dia masih mengenakan hotpants. Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah terlampau tanggung jika harus kmbali ke rumah. Capek. Ya... walaupun sebenarnya jarak rumahnya itu hanya beberapa meter dari rumah Arkie.

Gadis itu celingak-celinguk, memperhatikan sekeliling. Melihat tidak ada orang, Zia mendorong sedikit gerbang di hadapannya. Tidak dikunci. Jadi, jangan salahkan Zia jika dia langsung masuk begitu saja.

"Permisiiii..."

Zia kembali mengetuk pintu besar itu.

"Excuse me..."

Ceklek.

Bunyi handle yang di putar dari dalam membuat sudur bibir Zia tertarik ke berlawanan arah.

"Hai---shit!" Mata Zia membulat ketika dengan cepat Arkie kembali menutup pintu di depannya. Menimbulkan bunyi bedebam yang sukses membuatnya terbelalak. Bahkan Zia belum selesai mengucapkan salamnya. Ini benar-benar keterlaluan!

"Arrrr... buka pintunya!"

"Nggak!"

"Nggak sopan tau, ada tamu dibiarin berdiri di depan."

"Bodo! Gue nggak peduli!"

"Gue mau balikin uang lo yang tadiii..." Akhirnya Zia mengeluarkan alibinya.

Tidak ada lagi sahutan dari dalam. Membuat Zia menekuk bibir bawahnya. Ini tidak seru jika dia menyerah begitu saja. Ketika Zia sibuk mengedarkan pandangan, tidak sengaja dia menangkap objek yang membuat lampu di otaknya langsung menyala terang. Ah... rasanya Zia harus sering-sering mensupplay otaknya dengan makanan yang sehat sebagai bentuk terimakasih.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang