FOSFOR 6 • Bunglon

215K 13.2K 502
                                    

Minta kasih ini 🌟 boleh?
Happy Reading...❤

_______________

Do not think too much! Its just my responsibility.

- Arkie Septaginta -
_______________


Keringatnya turun menetes melalui pelipis, turun lagi ke leher hingga berhenti di kerah kemeja putihnya. Arkie menatap berdera merah-putih yang berkibar tertiup angin, yang terpasang gagah di tiang bendera yang kokoh.

 Arkie menatap berdera merah-putih yang berkibar tertiup angin, yang terpasang gagah di tiang bendera yang kokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini hukuman untuk kalian karena sudah melanggar peraturan di sekolah." Pak Darna---guru BK untuk kelas sebelas berjalan mondar mandir bak setrika di depan Zia dan Arkie yang tengah hormat kepada bendera.

Arkie melirik Zia yang menurunkan pandangan dari bendera. Mata gadis itu menatap Pak Darna malas, mulutnya ikut berkomat-kamit mendengar ceramahan dari mulut Pak Darna sejak setengah jam yang lalu.

"Jadi hukuman kalian akan berakhir saat istirahat pertama. Kalian boleh masuk ke dalam kelas jika bel istirahat pertama sudah berbunyi. Mengerti?"

"Iya pak." jawab keduanya.

"Bagus. Bapak mau kembali ke kantor dulu. Dan ingat, jangan ada yang menurunkan tangan sebelum bel istirahat pertama berbunyi." Pak Darna memabalikkan badan. Menuju kembali ke ruangannya.

Setelah memastikan Pak Darna tak terlihat Zia menurunkan tangannya yang terasa keram.

"Aduh... capek." cewek itu mengibas-ngibaskan tangan ke leher. Bisa Arkie liat melalui sudut matanya, Zia menoleh ke samping, matanya sedikit memincing ketika menatap dirinya yang memang memiliki postur lebih tinggi dari gadis itu.

"Ar, lo nggak capek?" tanyanya.

Hening, tidak ada jawaban.

Arkie merasa tangannya ditarik secara paksa. Tatapan cowok itu menajam ke arah Zia.

"Mau lo apasih?!" bentaknya.

"Kenapa sewot?!" balas Zia tak kalah keras.

"Ini semua gara-gara lo!" tunjuk Arkie pada Zia. Dia marah, tujuan utamanya untuk ke kantor jadi berubah dihukum gara-gara Zia. Memang dia ke kantor, tapi bukannya berada ruang guru dan mengambil tugas, dia malah berakhir di ruang BK. Lalu berdiri di sini.

"Lo kok nyalahin gue?!"

"Tentu aja gue nyalahin lo! Kalau gue nggak ketemu lo di gerbang ini semua nggak akan pernah terjadi. Lo tau nggak seumur-umur baru kali ini gue di hukum. Dan ini semua karena lo!"

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang