FOSFOR 27 • Sekali Saja

158K 9.5K 550
                                    

Selamat Berbuka Puasa...🙆❤

~Jangan lupa bernapas ya 😛~

Vote dulu ya...

Happy Reading...💞💞

Play song 👆🎵
_______________

Aku tidak tahu ini dinamakan apa? Tapi seiring waktu berlalu, semakin sering aku mengingatmu dengan segala kegilaan yang ada pada dirimu. Mungkinkah...?

- Arkie Septaginta -
_______________

Ada yang aneh dalam dirinya. Arkie sadar akan hal itu. Tapi dia tidak tahu apa penyebabnya? Semacam perasaan asing yang menghangatkan hati.

Arkie memakai jaket hitamnya---siap untuk pergi ke rumah Zia. Sebenarnya dia malas untuk datang di acara seperti ini. Tapi dia terpaksa pergi karena Zia yang sejak kemarin memaksanya. Jadi, Arkie terpaksa! Tapi bukankah seharusnya dia bisa menolak dan tidak perlu berepot-repot untuk pergi jika dia benar-benar tidak mau?

Cowok itu memejamkan mata, lalu membuang napas kasar. Baiklah, untuk kali ini saja.

Tangan Arkie menyambar kunci mobil yang berada di atas meja belajarnya. Ya... dia harus membawa mobil, ini sudah malam dan udara malam tidak baik untuk kesahatan Zia. Tunggu! Kenapa jadi Zia? Udara malam tidak baik untuk kesehatannya! Iya itu maksud Arkie.

"Bun, Arkie mau pergi sebentar."

Saras yang sedang duduk di lantai beralaskan karpet---karena dia sedang mengajari Felly menulis pun mendongak. Wanita itu mengamati penampilan putranya. Lalu tersenyum lembut.

"Jangan pulang terlalu larut," pesannya, yang langsung diberi anggukan oleh Arkie. "Nanti Bunda sampaikan ke Papamu, kalau sudah pulang."

Sebenarnya Bundanya tidak perlu melakukan itu, tapi Arkie hanya diam dan meraih tangan Saras, tanpa menoleh sedikitpun kepada Felly yang kini tengah menengadahkan kepalanya ikut mengamati penampilan kakaknya.

"Kak Alkie mau pelgi sama Kak Zia?"

Mendengar pertanyaan polos dari anaknya. Saras segera menoleh kepada Felly, Saras meletakkan jari telunjuknya di bibir---menginterupsi anaknya agar tidak menanyakan pertanyaan seperti itu lagi. Felly yang mengerti maksud dari Bundanya, segera menutup mulut dengan kedua tangannya.

Sedangkan Arkie hanya bisa mematung. Bahkan Arkie tidak sadar ketika Felly meraih tangannya, mengecup punggung tangannya dan memeluk kaki panjangnya.

"Hati-hati ya Kak Alkie." Felly tersenyum. Dia senang akhirnya bisa memeluk kakaknya.

Beberapa saat terpaku, Arkie akhirnya bisa kembali menguasai diri. Cowok itu berdehem singkat, sebelum mengucap salam dan berlalu, menghilang di balik pintu.

***

Arkie menegakkan tubuhnya saat Zia keluar dari dalam rumah gadis itu.

Cantik...

Tunggu! Apa yang batinnya katakan?!

Setelah Zia berdiri tepat di hadapannya, gadis itu secara blak-blakan memuji penampilan Arkie. Dan Arkie hampir tersenyum, sebelum akhirnya dia menyadari pakaian seperti apa yang gadis itu kenakan. Mana bagian punggung bajunya? Kenapa begitu terbuka? Mengapa Zia begitu suka memamerkan tubuhnya kepada orang-orang di luar sana? Dan lagi, kenapa Arkie peduli?

Dan Arkie tidak bisa menghentikan tangannya, saat dengan tiba-tiba dia melepas cepolan rambut gadis itu. Lalu melempar jaket yang tadi dia pakai ke arah gadis itu.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang