FOSFOR 4 • Salah Arkie!

242K 13.7K 979
                                    

Hai... Vote dulu downgs😚
Happy Reading...❤

Dear silent reader...
Makasih ya udah nambah-nambahin viewers😊

_______________

Pada dasarnya, akan selalu ada sosok baru dalam hidup. Baik itu sosok yang diharapan ataupun sebaliknya.

- Arkie Septaginta -
_______________


Arkie memarkirkan sepeda motor di parkiran sekolah. Melepas helm, terdengar hembusan napas pelan melalui bibir cowok itu. Matanya melirik ke perut---tepat di mana seseorang tadi memeluknya.

Arkie turun dari motor dan berjalan menyusuri koridor untuk menuju ruang kelasnya---XI IPS 1. Sesekali Arkie mendengar beberapa murid cewek memekik ketika tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Dan ketika tatapan mata yang Arkie tunjukkan cenderung tajam. Mereka memilih pura-pura menyibukan diri. Melupakan bahwa tadi merka baru saja mengagumi nikmatnya patrian Tuhan pada wajah cowok itu.

"Nih," Noah menyodorkan beberapa amplop dengan warna-warna indah. Membuat Arkie menghentikan langkah sempari mengernyitkan dahi.

"Pipi lo kenapa?" tanya Arkie ketika melihat beberapa tanda kemerahan di pipi Noah.

Noah spontan memegangi pipinya dengan tangan kirinya yang bebas.

"Ini?" tunjuk Noah pada pipi.

Arkie mengangguk.

"Lo harus tanggungjawab!"

Dahi Arkie terlipat.

"Gue ini korban dari kesadisan fans lo! Sembarangan banget, tiap hari nitipin kado, surat, bunga ke gue. Mereka kira gue apaan? Di sini gue merasa dimanfaatin! Udah gitu masih pakek acara cubit pipi, jambak rambut, sama unyek-unyek muka gue lagi! "

Noah mengadu dan menyalahkan dia seolah Arkie adalah terdakwa. Pandangan Arkie turun pada sesenggam surat yang Noah sodorkan ke arahnya. Perlahan Arkie mendorong sodoran itu. Menolak.

"Buat lo aja," ujarnya.

"Ogah ah! Buat apa coba nggak guna."

"Atau lo bisa kasih ke tukang gorengan di seberang jalan. Lumayan 'kan, bisa dijadiin bungkus."

Setelah mencetuskan ide yang mampu membuat Noah ternganga, Arkie pergi tanpa dosa. Noah menatap surat di genggamannya. Merasa prihatin akan nasib-nasib mereka nanti yang akan di jadikan bungkus gorengan lalu berakhir di tong sampah.

"Aduh... malangnya nasib kalian."


***


Arkie meninggalkannya di pinggir jalan!

Cowok itu benar-benar tega! Zia kira Arkie hanya mengancamnya. Tapi sebenarnya tidak ada yang tidak serius jika sudah melihat wajah memenyeramkan cowok itu. Zia berjalan menyusuri trotoar berbekal GPS di ponselnya untuk menuju sekolah. Segala sebutan untuk penghuni kebun binatang rasanya tidak cukup untuk menggambarkan seberapa kesalnya Zia saat ini.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang