FOSFOR 23 • Kesal

175K 10.2K 591
                                    

Kutantang kalian!
50 Votes dan Spam 200 komentar langsung acu update part 24, berani?😕

Part ini garing😒. Semoga nggak ngantuk bacanya😁

Happy Reading...❤

_______________

Setiap orang belajar dari kegagalan. Kalo lo nggak mau gagal, gimana lo bisa berhasil?

- Arkie Septaginta -
_______________

"Lo mau ikut gue ke toilet?!" bentakkan dari Arkie sukses membuat Zia menghentikan langkahnya yang sedari tadi mengekori Arkie.

Arkie kesal, itu sebabnya dia membentak Zia. Dan dia semakin kesal karena dia bingung mengapa dia bisa kesal?

Cowok itu masih di ambang pintu ketika dia melihat Zia bersandar di samping pintu toilet sembari bersedekap dada. Setelah memejamkan mata sejenak, Arkie masuk ke dalan toilet. Wastafel adalah benda pertama yang dia dekati. Cowok itu memutar kran dan mencuci wajahnya yang entah kenapa terasa panas! Mungkin ini efek dari sinar matahari yang terlalu panas hari ini, iya pasti itu alasannya.

Setelah selesai dengan aktivitasnya, Arkie keluar dari toilet. Dan lagi, langkahnya terhenti di depan pintu ketika dia melihat Zia sadang berjongkok di atas rerumputan.

Gadis itu terlihat begitu senang bermain dengan kucing yang entah darimana dia dapatkan. Kucing itu berwarna jingga dan putih. Kucing itu terlihat begitu menikmati usapan tangan Zia di atas kepalanya.

"Puss..." ucap Zia yang dijawab dengan 'meong' oleh si kucing, membuat gadis itu tertawa. Seperti penyakit menular, Arkie juga ikut melengkungkan bibir. Tapi setelahnya dia mengernyit dan segera memejamkan mata. Kembali menarik bibirnya ke dalam mode normal.

"Hei." tepat setelah Arkie mengatakan satu kata itu, si kucing berlari dengan cepat meninggalkan Zia.

"Yah... kucingnya lari." gadis itu menatap sedih ke arah kucing yang kini sudah tidak terlihat lagi dari pandangannya. "Lo buat kucingnya takut," Zia mendongak dan menyalahkan Arkie dengan bibir bawah yang ditekuk cemberut.

"Bisa aja kucingnya emang nggak nyaman sama lo."

Mulut Zia membulat. Tidak percaya dengan perkataan Arkie. Bagaimana bisa kucing itu tidak nyaman dengannya setelah lebih dari lima menit dia terdiam ketika Zia mengelus kepalanya? Karena sebal, Zia mengambil batu kecil di bawah kakinya dan melemparkannya ke kaki panjang milik Arkie. Tapi, belum sempat mengenai kaki, cowok itu sudah terlebih dahulu menghindar.

Zia yang masih berjongkok pun tambah kesal. Gadis itu malah duduk dengan kedua lutut ditekuk, tangannya mendekap lutunya, lalu menopang dagunya di atas lutut.

Melihat aksi merajuk yang Zia lakukan, Arkie hanya bisa membuang napas.

"Ayo, lo bilang mau lihat pertandingan basket," ajak Arkie.

"Oh iya, gue lupa." gadis itu menepuk dahi, lalu bangkit dan berlari begitu saja. "Ayo Ar..." teriaknya, melupakan aksi merajuknya.

Sungguh, Arkie sudah berusaha menahannya, tapi dia menyerah ketika jiwanya memaksa dirinya untuk tertawa. Dan iya, dia tertawa.

***

"Noah sama Naomi nggak datang ya?"

Arkie hanya mengangkat bahu menanggapi pertanyaan dari Zia.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang