FOSFOR 15 • Bukan Pendendam

181K 10.8K 508
                                    

Vote dulu ya...

Happy Reading....❤
.
.
.
.
Jombs 😝

_______________

Kenapa lo suka banget nyuekin orang? Apa lo nggak tau kalo itu menyakitkan. Dianggap nggak ada saat nyatanya lo ada di hadapan orang yang sedang lo ajak ngomong.

- Fiona Zia Farheen -
_______________


"Ge, tolongin Arkie dong."

Ghea yang dipanggil menoleh. Dia tersentak ketika melihat sosok yang masuk ke dalam UKS dengan dahi kanan berdarah. Jadi, yang dilakukan Ghea selanjutnya adalah berlari menuju lemari dan mengambil kotak putih berisi perlengkapan P3K.

"Gu-gue..." Ghea berdiri kaku di samping ranjang yang sekarang sudah menjadi tempat Arkie duduk.

"Nih, lo tolong jagain dia ya. Kita mau balik ke lapangan lagi. Lo nggak apa-apa kan Ar?"

Yang ditanya hanya mengangguk dengan tangan masih memegang dahi. Orang yang tadi membantu membawa Arkie ke UKS perlahan mulai pergi. Jadilah di sini hanya ada Arkie dan juga Ghea.

Dengan ragu, Ghea menyeret langkahnya ke depan. Mendekati Arkie. Tanpa sadar, genggamannya pada kedua sisi kotak menguat. Ghea mulai mendudukkan diri tepat di samping Arkie.

"Maaf Kak." Gadis itu menurunkan tangan Arkie yang sedari tadi memegangi dahi. Dan Arkie tidak memprotes. Ya Tuhan! Ini ajaib. Cowok yang biasanya akan menebas siapa pun yang menyentuhnya kini hanya diam saja ketika seseorang menaikkan rambutnya yang menutupi luka.

Ghea mengambil kapas dan mulai menetesinya dengan antiseptik. Setelah dirasa tidak ada penolakan dari Arkie, Ghea melanjutkan kegiatannya. Membersihkan luka di dahi Arkie. Lalu menempelkan plaster luka di sana.

Ghea tersenyum melihat hasil pekerjaannya. Gadis itu memandang Arkie yang masih diam dengan pandangan takjub. Rasanya, Ghea butuh tamparan yang sangat keras di pipinya agar bisa menyadarkannya dari kekagumannya terhadap sosok di depannya. Bahkan, berada disatu ruangan yang sama dengan Arkie tidak pernah terlintas di pikirannya. Mengingat sikap cowok itu yang misterius dan tertutup.

Jika ada orang yang bertanya kepada dirinya saat ini juga, apakah dia menyukai Arkie? Jawabannya 'iya' diitalic, dibold, dan juga digaris bawahi.

Sementara Ghea mengamati Arkie. Arkie sendiri merasa tenggelam dalam pikirannya. Dia merasa pernah memasuki tempat ini, beberapa waktu lalu. Dengan...

Sial! Kenapa Arkie kembali memikirkannya? Tidak! Sepertinya mulai ada yang tidak beres dengan dirinya. Arkie memejamkan mata, berusaha kembali memfokuskan pikirannya. Mungkin ini hanya efek dari kepalanya yang berdenyut, iya, pasti. Tidak ada alasan lain.

Arkie membuka mata. Dan saat itulah bola mata tajamnya bertemu dengan bola mata sendu milik seorang gadis di hadapannya. Sadar akan posisinya yang terlalu dekat, Arkie memilih untuk menggeser tubuh ke samping. Ternyata, gerakan spontannya membuat gadis yang berada di sampingnya berdiri.

"Ma-maaf Kak, gue..."

"Bukannya lo temen Noah ya?" tanya Arkie dengan intonasi datar, mengabaikan ucapan maaf gadis itu.

"Iya..."

"Thanks."

"Hah?"

"Untuk plaster dan antiseptik."

"Oh... itu. Iya, sama-sama."

Keduanya lantas diam. Tidak tahu apa yang harus dilakukan.

"Gege?"

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang