FOSFOR 29 • Hormon Jatuh Cinta

178K 8.5K 609
                                    

Holaaaaa....

Jangan lupa menghirup udara~🐤💨

Vote dulu ya...

Happy Reading luv u un ce ha💃

Play song 👆

Fallin' All in You | Shawn Mendes
_______________

Jatuh cinta itu nggak bisa milih ya?

- Arkie Septaginta -

Mau kamu dekat dengan siapapun, bukankah itu bukan urusanku?

- Fiona Zia Farheen -
_______________

Arkie merasa sekujur lengan dan bahu kirinya keram. Bagaimana tidak? Zia, gadis itu tak sedikit pun melepaskan cengkramannya sejak tadi. Malah, dengkuran haluslah yang Arkie dengar sebagai pertanda jika Zia sedang tenggelam di alam bawah sadar gadis itu. Jadi, sepanjang jalan tadi, Arkie harus menyetir dengan ektsra hati-hati. Sampai dia akhirnya memutuskan untuk berhenti di pinggir jalan.

Sebenarnya Arkie bisa saja menarik tangannya dengan kasar seperti yang selama ini dia lakukan. Tapi setelah melihat kejadian beberapa waktu lalu, rasanya Arkie tidak tega membuat wajah yang terlihat begitu tenang ini terganggu.

Jika diingat, Arkie memang sering mendapati Zia menangis. Dan selama ini dia berhasil untuk bersikap tidak peduli, atau mengabaikan gadis itu. Dan malam ini, dia juga menjadi saksi gadis itu menangis, akan tetapi perbedaannya adalah... Arkie tidak bisa mengabaikannya. Gadis itu menangis sangat lama tadi, sampai Arkie sadar jika Zia tertidur dalam dekapannya.

Lalu, getaran yang mendadak dia rasakan untuk pertama kalinya. Dan Arkie tidak menyangka, akhirnya dia akan merasakan hal itu. Dia juga tidak menyangka jika orang yang membuatnya merasakan hal tadi adalah gadis yang selama ini selalu merepotkannya.

"Aku benci kamu..."

Kepala Arkie menoleh ke arah Zia. Gadis itu sedang merancau.

"Kamu jahat... hiks."

Kini, rancauan itu dibarengi dengan air mata gadis itu yang menetes.

Siapa yang dia maksud?

"Zi---" Arkie menghentikan tangannya di udara, lalu cowok itu menarik tangannya. Dia ingin mengguncang bahu gadis itu agar Zia terbangun dari mimpi yang mungkin saja mimpi buruk itu.

Setelah berpikir beberapa saat, Arkie memilih untuk menggerakkan bahu kirinya saja. Berharap dengan demikian, Zia bisa terbangun dari tidurnya. Beberapa kali menggerakkan bahunya sambil memanggil nama Zia, Arkie mendapati sedikit pergerakan dari kepala gadis itu. Cowok itu sedikit menyunggingkan senyum. Tapi sedetik kemudian dia terbelalak, karena bukannya bangun, kepala Zia malah tergerak ke belakang---di tengah-tengah kursi miliknya dan Zia. Dan yang paling parah adalah mata gadis itu masih memejam dan bibirnya masih merancau.

Dengan sigap, Arkie menangkap tengkuk Zia agar kepala gadis itu tidak jatuh ke belakang. Dan Arkie rasa, dia mulai menyesali tindakannya karena dengan begini, jarak wajahnya dan Zia malah semakin dekat.

Tanpa sadar, Arkie mulai memperhatikan ornamen wajah Zia. Matanya kecil, tapi tidak sipit. Hidungnya kecil, tapi mancung. Alis Zia memang terlihat sedikit lebih tebal, tapi tak setebal alis miliknya. Dan bibirnya... Tunggu! Ini salah. Arkie memejamkan mata lalu mengucap 'Astagfirullah' beberapa kali dalam hati.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang