FOSFOR 39 • Awal Kehancuran

148K 8K 634
                                    


Halohaaaaa Omeji acu lagi butuh Moodbooster banget hari ini😞

Bawaannya pengen marah, untung acu kalo marah gadoyan ngemilin orang😭 Sebenernya juga acu males banget buat update, jadi ini sebisaku, sepemikirannya acu aja. Suka gasuka ya harus suka!!😈

Dan buat degemcu fristarhm Selamat hari kelahiran😚 wish u all the best. Jan bosen² buat ngerusuh di lapak acu ya?😂

Buat yang hari ini ultah, habede juga😚

Jangan lupa komennya dung komennya😭😭😭😭

Happy Reading...💞💞

_______________

Aku hanya ingin membagi keluh kesahku kepada orang yang kumau. Dan orang itu adalah... kamu.

- Arkie Septaginta -
_______________

"Gila, mereka niat liburan nggak sih? Ini udah hampir malam."

Naomi berdecak kesal. Ini sudah malam. Bahkan matahari sudah hampir tenggelam sepenuhnya. Tapi tetap saja tidak ada kabar dari Arkie ataupun Zia. Naomi sudah bepuluh-puluh kali mengirimi Arkie dan Zia chat, juga panggilan telepon.

"Mungkin mereka masih capek."

Naomi memincing menatap Noah dan Jona yang tengah tiduran di pasir putih dengan lengan sebagai bantal. Masih terbawa atmosfer ketika menyaksikan sunset di pantai.

"Nah, mungkin yang diomongin Noah ada benernya."

"Kakak ipar dabest."

Noah mengulurkan kepalan tangannya yang langsung dibalas oleh Jona. Lalu keduanya tertawa.

Naomi benci keakraban mereka! Bagaimana bisa sekarang Noah menjadi sekutu Jona?

"Jadi udah punya jawaban?" Jona menatapnya sambil tersenyum.

"Gue butuh waktu." Naomi berkata secuek mungkin.

"Terima aja, Noah suka sama Jona," usul Noah.

"Ya lo aja sana yang pacaran sama Jona!"

Jona memutar tubuhnya, menopang kepalanya dengan tangan dan menatap Noah serius.

"Noah, lo mau jadi pacar gue?"

Noah terlihat bepikir. "Gini ya Jo, Noah udah punya gebetan. Nanti gebetannya Noah mau dikemanain?"

"Lo nggak kasian sama gue yang digantungin sama Nao---eh Naomi mana?"

Keduanya bangkit berdiri saat Naomi sudah tidak ada di tempatnya. Mata mereka menyapu ke sekitar. Dan saat melihat Naomi mulai berjalan menjauh, Jona dan Noah segera berlari mengejar Naomi.

***

Jam dinding menunjukkan pukul enam malam. Arkie melipat sajadah yang dia gunakan untuk beribadah. Lalu dia menyandarkan kepalanya ke sisi ranjang. Kepingan-kepingan kenangan itu kembali muncul. Arkie rasa, dia sudah tidak bisa menahannya sendiri. Dia butuh seseorang untuk membagi keresahannya. Seseorang yang bisa mengerti dirinya.

Mata Arkie memejam. Dalam hati, dia merutuki kebodohannya tadi. Dia terlalu emosi hingga tidak bisa mengontrol perkataannya.

Gue benci sama lo...

Dia memang pantas untuk dibenci bukan?

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang