(*Ketahuilah, baca komen dari kalian itu seperti penyemangat tersendiri. Jadi kalo kalian nggak komen, siapa yang nyemangatin acuuuu 😭😭
Jangan lupa vote😤
Happy Reading...❤💕💞
_______________
Dia terlalu sulit untuk dimengerti dan terlalu misterius untuk diterka.
- Fiona Zia Farheen -
_______________Zia menopang dagu bosan. Gadis itu berganti posisi meletakkan kepalanya di atas helm yang berada di pangkuannya. Matanya mengamati Arkie yang terlihat berbicara dengan seorang montir yang bekerja di bengkel ini.
Untuk beberapa detik, Zia ingin menertawakan wajah Arkie yang kini terlihat lebih bergradasi karena terkena pukulan orang yang menggodanya di jalanan tadi. Karena tak mau membuat kegaduhan dengan tawanya, gadis itu mengganti keinginan tertawanya dengan tersenyum.
"Ngapain?"
"Lagi mau ngetawain muka orang yang bonyok."
Arkie memutar mata malas. Cowok itu kemudian memutuskan duduk di samping Zia. Arkie mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Dan kegiatan cowok itu tak luput dari perhatian Zia yang masih setia meletakkan kepalanya di atas helm di pangkuannya.
"Jam 9..." gumam cowok itu yang seketika membuat Zia mengangkat kepala dan menegakkan tubuhnya.
"Kita udah telat ya?"
"Hmm."
Gadis itu menekuk bibir lalu membenturkan dahinya pelan di atas helm. "Padahal gue mau lihat pertandinganya..."
Mendengar itu, membuat Arkie memandang Zia yang masih menunduk dengan rambut cokelat panjang yang menjuntai di sepanjang pipinya.
"Lo mau ke sana? Gue bisa pesenin taksi. Kalo lo mau." setelah mengatakan itu Arkie menggaruk pelipisnya. Kenapa lidahnya terasa kelu?
"Lo? Mau nganterin gue?" tanya Zia antusias dengan kepala yang sudah dia angkat.
"Nggak."
"Terus tadi maksudnya apa?"
"Lo pergi, gue tetap di sini."
Dengan kesal Zia kembali menunduk meletakkan kepalanya di atas helm. "Kalo gitu gue nggak mau pergi."
Cowok itu mengangkat bahu. "Terserah."
Mulut Zia mencebik di balik untaian rambut panjangnya. Oh, tidak ada hal yang lebih menyebalkan selain menghadapi cowok di sampingnya. Tidak peka, selalu berbicara seadanya. Untung saja Zia pandai mengambil perhatian. Rasanya Zia ingin menyentil luka di ujung bibir Arkie. Maka, Zia pun merealisasikan keinginannya.
"Arrghh! Lo udah gila ya?" ucap Arkie setelah terpekik karena terkejut.
"Gue bosen butuh hiburan. Karena di samping gue cuma ada lo, ya... gue ngelakuinnya ke lo."
Arkie mendengus, lalu tangan cowok itu mengusap ujung bibirnya yang kembali berdenyut. Tidak cukupkah karena menolongnya Arkie menjadi seperti ini? Gadis itu malah menambahnya.
"Gue laper..." lihatlah, Zia kembali membuat Arkie harus menahan emosi karena tingkah gadis itu.
Melihat respon Arkie yang biasa saja, malah Arkie terlihat asik memainkan ponsel. Membuat Zia mengangkat kepalanya. Bagaimana mungkin cowok itu mengabaikannya setelah membuatnya kelaparan karena berjalan jauh? Zia juga belum sarapan karena tadi pagi dia buru-buru menemui cowok itu. Zia bahkan yakin jika sekarang, betis dan pahanya menjadi six pack! Atau bahkan chocolate abs!
KAMU SEDANG MEMBACA
Fosfor [ Terbit ]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT DAN TERSEDIA DI TOKO BUKU] Arkie Septaginta, cowok dengan pandangan mematikan, mulut pedas, juga memiliki sikap cuek yang overdosis. Kehidupan Arkie sebelumnya tertata, terkoordinir sesuai dengan apa yang dia mau. Hingga disuatu pagi...