FOSFOR 24 • Pesta

176K 9.6K 491
                                    

Karena part 23 udah nyampe target, jadi acu up lagi.💃💃💃

Part ini acu dedikasikan buat nurharrisj yang kemarin udah spam banyak banget terus Dm di ig ngasih semangat ke acu juga 😘

Dan buat yang lainnya juga yang kemarin udah Vote dan komen hahaha luv 😍❤

Sssttt.. Boleh minta spam komen lagi nggak¿👉😳👈

Siyap untuk kejutannya?😏

Happy Reading...❤
_______________

Aku berharap ini hanya bagian dari mimpiku. Bertemu lagi denganmu bukanlah hal yang ku mau saat ini.

- Fiona Zia Farheen -
_______________

Zia kira Saras akan memarahinya. Tapi setelah mendengarkan penjelasan yang Arkie berikan, beliau malah tersenyum dan mengajak Zia untuk makan siang bersama. Tentu saja hal itu membuat Zia senang. Berada di dekat perempuan seperti Saras membuat Zia merasakan kasih sayang dari seorang Ibu yang selama ini sering dia bayangkan.

"Kamu mau Tante ambilin ayam?"

"Nggak usah Tante, nanti Zia kekenyangan."

"Tapi kamu cuma makan sayur."

"Ah, itu Zia lagi diet Tan."

Zia melirik Arkie yang memutar mata ketika dia mengakatan sedang diet.

"Maaf, Om masih di kantor. Jadi Zia nggak bisa ketemu deh."

"Ah, nggak pa-pa kok Tan."

"Bunda Felly mau ayam." suara Felly membuat Zia ikut menatap gadis kecil yang duduk di samping Ibunda Arkie.

Entah mengapa interaksi antara Felly dan Saras terlihat begitu manis di mata Zia. Tanpa sadar, bibir gadis itu melengkung lebar. Coba saja, dia bisa merasakan rasanya kasih sayang seorang Ibu, maka hidup Zia akan semakin terasa sempurna. Tapi Zia sadar, jika semesta tak menghendaki hal itu, berarti inilah yang terbaik untuknya.

Zia pernah membayangkan juga bagaimana rasanya menjadi seorang kakak, atau jika kau memiliki saudara. Pasti tidak akan rasa kesepian seperti yang seringkali Zia rasakan.

Arkie sungguh beruntung...

"Udah selesai makannya?" Saras bertanya pada Felly yang terlihat menggemaskan dengan rambut panjang gadis itu yang dikuncir dua.

Felly mengangguk, dengan mulut yang masih asik mengunyah.

Zia ingin mencubit Felly. Apalagi disaat gadis kecil itu pamit kepadanya juga Arkie saat ingin mencuci tangannya di dapur.

"Lo pasti bahagia."

Arkie menoleh ke arah gadis itu.

Merasa jika Arkie menatapnya, Zia balik menatap Arkie. "Lo punya keluarga yang lengkap," lanjutnya.

"Kadang yang terlihat oleh mata nggak semuanya benar. Mungkin dari luar, kita terlihat seperti keluarga yang harmonis. Tapi..."

Zia mengerutkan dahi saat Arkie menggantungkan kalimatnya.

"Tapi apa?"

"Tapi lo nggak perlu tahu."

"Ish!" Zia melahap brokoli yang sudah dia tusuk dengan garpu sebagai pelampiasan.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang