FOSFOR 9 • Lemparan Maut

208K 11.9K 811
                                    

Minta Vote dulu dongs😘 ini loh... yang gambarnya bontang *eh bintang 😂 di pojok kiri ⭐️
#maksa😈
Semoga nggak ketemu typo (maklum tukang typo, tapi masih mending sih daripada tukan typu?😂)
Happy Reading...❤

_______________

Karena setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk mengungkapkan perasaan.

-Fiona Zia Farheen-
_______________

"Udah selesai?"

"Bentar, dikit lagi---aw!"

"Kenapa Zia?" tanya Arkie, terdengar khawatir.

Zia menurunkan kaca mobil. Gadis itu tersenyum hingga lesung pipinya terlihat. Menatap menyeringai kepada Arkie.

"What did you say?"

"What?" Arkie mengerutkan dahi.

"You called my name, for the first time."

"Just forget it."

"You know what? Your sound was so cute when you called my name," ucap Zia disertai senyuman diakhir kalimat.

Arkie mendengus. Lalu cowok itu masuk ke bangku pengemudi.

"Ini... perpaduan yang aneh," ucap Zia sembari menarik sedikit celana yang dikenakan.

"Not bad,"

"Kenapa lo beliin celana kolor kayak gini? Nggak matching, nggak fashionable, nggak---"

"Pakai."

Zia menatap bingung sepasang sandal dengan merk eiger berwarna hitam yang berada di samping kakinya akibat lemparan dari Arkie. Matanya mengerjap menatap Arkie dan sandal itu bergantian.

Merasa diperhatikan, Arkie menoleh, "gue nggak mungkin biarin lo jalan-jalan sambil telanjang kaki."

"How sweet you are," Zia meraih sandal dengan kakinya dan memasangkannya satu persatu-satu di kaki.

Pikiran Zia me-replay pada kejadian beberapa menit yang lalu. Tadi setelah aksi meraungnya karena bentakkan cowok itu, Zia sempat terkejut melihat Arkie keluar dari mobil. Zia pikir akan ada adegan anti mainstream seperti waktu itu---ketika cowok itu dengan tega meninggalkannya di bawah pohon beringin. Tapi ternyata setelah sekitar sepuluh menit cowok itu menghilang, cowok itu datang dengan napas ngos-ngosan sembari menenteng sebuah plastik belanjaan berlogo salah satu toko.

Tenyata Arkie memberikan celana, iya celana kolor panjang semata kaki. Dia pikir Zia mau mencangkul di sawah apa? Dan daripada komplain, Zia memilih menurut karena nyali gadis itu masih sedikit menciut apalagi saat cowok itu menyuarakan kalimat perintah disertai tatapan laser yang cowok itu lemparkan padanya.

"Lo nggak seburuk yang gue pikir," ucap Zia semabari menatap Arkie yang masih fokus menyetir.

"Apa?"

"Nggak apa-apa," gadis itu menggeleng.

Zia mengalihkan pandangan, kini gadis itu menoleh ke sebelah kiri, mengamati pepohonan, orang-orang dan juga aktivitas yang ada di sepanjang jalan yang keduanya lewati.

"Jadi... kita mau kemana?"

"Gue pengennya sih buang lo. Cewek ribet! Nyusahin!"

Zia boleh menghujat Arkie nggak? Pengen sih, tapi dia masih trauma diamuk cowok itu. Atau diserang dengan ucapan yang pedasnya melebihi cabe rawit. Perlahan gadis itu mengelus dada. Sabar Zia ini cobaan...

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang