FOSFOR 13 • Dia Kenapa?

198K 11.3K 737
                                        

Vote dulu yash😡

Note: Ada beberapa dialog menggunakan bahasa Jawa. Tapi udah aku kasih terjemahannya seh.😀
(Buat yang orang Jawa bantuin koreksi yes, kalo ada terjemahan yang masih keliru. Maacih 😘😘 *muah)

Happy Reading... *Luv ❤

_______________

Ingin hati tidak peduli, tapi... mata malah mengkhianati.

- Fiona Zia Farheen -
_______________

Zia meletakkan kepalanya di lipatan tangan. Gadis itu menggerak-gerakkan telunjuknya di atas meja.

Naomi yang kebetulan teman sebangkunya pun mengernyit melihat perubahan pada temannya. Naomi menurunkan ponsel dan terpaksa mengakhiri game mobile legend yang tadi sedang dia mainkan. Teman lebih penting daripada permainan.

Tangan Naomi terulur, menusuk-nusuk bahu Zia. Naomi tersenyum ketika Zia menatapnya, hanya sesaat karena temannya itu malah membalik badan. Merubah posisi jadi membelakanginya.

Lah, ini bocah kenapa? batin Naomi.

"Zi, lo kenapa sih? Lagi PMS ya? Mau gue traktir es krim?"

Diam. Oke, ini tidak seperti Zia yang dia kenal.

Akhirnya Naomi menyerah, tidak lagi mengganggu Zia. Gadis itu kembali mengambil ponselnya.

"Papa gue pergi..."

"Apa?! Gue turut berduka cit---"

"Ish, bukan pergi meninggal."

"Kirain, hehe. Pergi ke mana?"

Zia mengangkat kepalanya lalu memandang Naomi dengan wajah ditekuk. Sumpah ya! Perut Naomi tergelitik, ingin hati mengudarakan tawa laknat, tapi Naomi masih punya nurani.

"LA..."

"Anjir! Si Om pergi ke LA? Kenapa nggak ngajak gue?" teriak Naomi histeris, membuat beberapa murid yang ada di kelas menatapnya heran.
"Apa lo lihat-lihat? Colok nih?" ujar Naomi sembari mengacungkan jari telunjuknya.

"Kenapa juga Papa gue mesti ngajak lo?"

"Canda tauk." Naomi menyengir.

Zia kembali menjatuhkan kepala di atas meja. Seminggu berpisah dengan Papanya buka hal yang mudah bagi Zia. Ya... jika mungkin sebagian orang akan senang ketika ditinggal orang tuanya maka Zia pengecualian. Masalahnya adalah dia yang memang terlalu dekat dengan Papanya.

"Ikut gue!"

"Kemanaaa?"

Zia mengimbangi jalan Naomi dengan cara berlari kecil. Gadis itu memilih diam saja ketika Naomi membawa menuju lapangan basket. Ternyata di sana sudah terdapat banya murid yang berkumpul. Berjajar rapi di sepanjang sisi luar lapangan.

Naomi mengajak Zia berdiri di sisi kiri lapangan. Dan dengan ogah-ogahan Zia mengikuti Naomi. Awalnya Zia memang tidak berminat menonton pertandingan basket ini. Tapi semuanya berubah ketika dia mendongakkan kepala dan mendapati Arkie. Iya, Arkie si cowok bunglon.

"Aw! Mau ngelap keringetnya Kak Arkie."

"Ya ampun! Ya ampun gue sesak napas liatnya."

Zia hanya bisa mencibir pekikkan dari beberapa sumber di sekitarnya. Dan rasanya Zia ingin mengumpat ketika dia mengahadap ke lapangan dan mendapati Arkie yang terlihat berlari sambil mendribble bola basket. Terkadang cowok itu juga melemparkan bola tersebut kepada temannya. Sesekali menyapu dahinya yang berkeringan dengan punggung tangan. Tentu saja hal itu membuat beberapa siswi memekik. Sial! Jangan salahkan Zia jika dia sedikit ternganga. Geez, Zia itu cewek normal.

Fosfor [ Terbit ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang