Bagian 40

4.4K 156 6
                                    

Ke esokan hari nya, gw keluar kamar pukul setengah delapan pagi. Di saat yang bersamaan Resti juga keluar dari kamar nya. Setelah ke jadian tadi malam, kami berdua belum ngomong sepatah katapun.

Gw berjalan ke kanan bermaksud keluar rumah, sedangkan Resti berjalan ke kiri menuju dapur, tanpa sengaja kami berpapasan dan menghalangi jalan satu sama lain. Gw bergeser ke kiri dan Resti pun kebetulan bergeser ke kiri juga, spontan gw langsung geser ke kanan, begitu juga dengan Resti. Kami melakukan hal itu tanpa bersuara sedikit pun.

Mata kami saling bertemu lalu kami tersenyum secara bersamaan. Gw mundur berapa langkah dan memberikan Resti jalan.

“makasih..” ucap Resti pelan.

“sama-sama..” jawab gw sambil berjalan keluar rumah.

Gw duduk di bangku panjang yang terbuat dari rotan yang terletak tepat didepan Rumah. Hari ini gw tidak bisa bersantai walaupun hari libur karena temen kantor gw mau main kerumah, mereka memaksa setelah berapa kali terus gw tunda sampai akhirnya gw tidak bisa menunda lagi dan terpaksa memberikan alamat rumah pada mereka. Sebelum nya hanya gw, Resti dan Putri yang tau letak Rumah ini, gw merahasiakan nya agar aman dari Doni. Dan sekarang gw terpaksa memberitahu alamat pada orang lain. Awal nya Resti tidak setuju karena terlalu berbahaya kalau sampai bocor ke Doni, tapi setelah gw janjiin bakalan aman Resti pun setuju. Padahal gw tidak tau aman atau tidak nya, bisa saja salah satu dari temen kantor gw mengenal Doni dan dia tau tentang Resti, kalau memang itu terjadi, gw harus melakukan sesuatu yang belum terpikirkan. Pokok nya harus melakukan sesuatu.

Resti keluar dari rumah membawa secangkir kopi dan diletakkan di sebelah gw lalu dia ikut duduk.
“makasih..” ucap gw.

“sama-sama..”

Lalu keadaan kembali hening, kami sama-sama belum membahas masalah tadi malam.

“Ri sarapan yuk..” ajak Resti.

“aku ngopi bentar ya..”

“iya..” Resti mengangguk pelan.

Setelah kopi gw habis, gw mengambil kunci Motor untuk pergi membeli sarapan Resti.

Gw duduk diatas Motor menunggu Resti yang lagi mengunci pintu rumah, setelah mengunci pintu Resti berjalan kearah Motor.

“Res..” ucap gw “yang tadi malam..”

“itu karena kita kebawa suasana Ri..” jawab Resti.

“bukan itu maksud aku..” ucap gw.

“jadi..?” tanya Resti.

“enak ya..” ucap gw cengengesan.

Resti hanya melet kemudian tersenyum lalu naik ke atas Motor.
“jalan pak..” ucap Resti sambil menepuk bahu gw pelan.

Sesampai nya ketempat penjual nasi uduk yang letak nya tidak terlalu jauh dari rumah, Resti memesan satu porsi dan dibungkus lalu kami pulang kerumah.

Gw duduk diruang tengah sambil nonton tv, dan Resti duduk disebelah gw.

“kamu sarapan juga ya Ri..” ucap Resti “dikit aja..”

“gak ahh males..” 

Gw mengambil posisi tidur dan menyangga kepala dengan sebelah tangan agar lebih enak nonton Tv nya.

“temen kantor kamu jadi kerumah..?” tanya Resti.

“jadi..” jawab gw “nanti siang katanya..”

“aku kerumah Putri aja boleh..?”

“ngapain..?” tanya gw “disini aja udah..”

“bahaya Ri kalau sampe ketauan Doni..”

RETURNING SUNSETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang