Akhirnya celana jin hitam Jihoon Rahadian berhasil disulap menjadi celana puntung dengan jahitan yang rapih dalam waktu tidak sampai setengah jam. Pokoknya hasil pekerjaan gadis penjahit yang jutek ini cukup memuaskan buat Jihoon.
"Semuanya delapan ribu lima ratus." Kata gadis itu usai menjahit.
"Nih, gue kasih sepuluh ribu gak usah pake kembalian. Anggap aja kelebihannya itu tanda kepuasan gue." Balas Jihoon sambil memberikan uang ke gadis itu.
Gadis itu menerima uang tersebut dan menatap Jihoon bingung. "Jadi tip gitu?"
"Iya-iya, tip." Jawab Jihoon.
"Ok. Jangan datang lagi."
Jihoon langsung kaget mendengar apa kata gadis itu barusan dan dia memasang ekspresi wajah herannya. Gadis itu menatap dia dengan tatapan dingin dan serius sambil mengangguk.
"Saya serius, jangan datang lagi. Kalo ada baju sama celana Mas yang butuh dijahit, suruh siapa kek bawa ke sini. Jangan mas yang datang. Terasa banget capeknya kalo ladenin Mas." Jelas gadis itu.
"Wah... Gila..." Jihoon ketawa karena tidak nyangka sama gadis penjahit yang tidak terduga ini. "No matter what you say, i'll come again." Katanya sambil mengedipkan matanya sebelah.
"....." Gadis itu hanya diam dan memutar bola matanya dengan malas.
"Nama lo siapa sih? Gak adil kalo cuma lo tau nama gue biarpun cuma nama belakang sih..."
"Saya mau ke belakang. Terimakasih udah datang."
Bukannya memberi tahu namanya, gadis tadi malah berpamitan dan masuk ke dalam rumah. Lagi-lagi Jihoon ketawa tidak menyangka dengan gadis tercuek serta terjutek yang baru dia temui ini.
Sepeninggal gadis itu, Jihoon akhirnya pulang sambil bertanya-tanya dalam hatinya, siapa gadis penjahit itu sebenarnya?◾
"Oh, yang layanin kamu penjahit mungil terus manis? Itu tuh anak bungsunya ibu Sukaesih. Namanya Yoojung Azalea. Tapi, kok kamu bilangin dia cuek terus jutek sih? Perasaan dia baik-baik terus ramah gitu."
Dengar penjelasan Jieun tentang cewek penjahit setelah Jihoon menceritakan semuanya kepada Bundanya membuat Jihoon agak kaget dan dia bisa mengambil satu kesimpulan.
Gadis itu memang cuek dan jutek, tetapi dia bisa menjadi ramah kepada orang tertentu aja.
"Tapi Bun, aslinya dia jutek banget loh. Masa dia suruh aku gak usah datang lagi?" Tanya Jihoon.
"Yah kamu perlakuin dia kayak gimana dulu sampai dia ngomong gitu... Kamu itukan suka bersikap nyebelin ke cewek-cewek? Persis banget kelakuannya sama Ayahmu waktu masih muda."
"Aku baik-baik kok Bun sama dia."
"Maaf nih ya Hoon, Bunda gak percaya sama kata kamu."
"Ck, Bunda..."
"Udahlah. Bunda mau ke kamar dulu. Mau istirahat. Gak tau kenapa ini hari Minggu, tapi kok Bunda capek banget...." Jieun meregangkan otot-otot tubuhnya dan menatap Jihoon. "Kalo kamu mau makan, ada makanan di meja makan. Kalo mau pergi, pamitan dulu." Pesannya
"Iya Bun."
Setelah itu Jieun pergi ke kamarnya. Sementara Jihoon yang habis ditinggal Jieun langsung pergi ke ruang tengah, kemudian tidur-tiduran di sofa sambil memainkan ponselnya.
Terbesit di pikirannya untuk mencari tahu lebih lanjut tentang anaknya ibu Sukaesih yang tadi bersikap begitu cuek dan jutek padanya. Meluncurlah Jihoon ke salah satu media sosial, yakni Instagram dan langsung mencari akun orang dengan kata kunci 'Yoojung Azalea'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tailor [ ✔ ]
FanfictionSebuah cerita tentang seorang gadis penjahit yang berwajah semanis gula, namun ditutupi oleh sifatnya yang jutek dan cuek bertemu dengan anak tetangganya yang menyebalkan. [Park Jihoon - Wanna One x Choi Yoojung -Weki Meki/ex-I.O.I] © flowberry, 2017