"Pokoknya saya gak mau tau. Ganti baju saya!"
"Aduh Mas jangan marah-marah deh! Ini gimana saya mau fokus cari bajunya Mas kalo Mas ngomel mulu?"
"Gimana saya gak mau tenang, Mbak? Bajunya saya mau pake malam ini loh! Mau dipake acara tunangan saya loh, Mbak! Ayo dong, cepet carinya!"
"Sabar Mas... Astaga, sabar...."
Yoojung Azalea memijit keningnya pelan setelah dihujani omelan dari seorang pelanggannya yang dia sedang layani. Yoojung tidak habis pikir dengan kedatangan tiba-tiba seorang pelanggannya di hari libur dan langsung mengomel, berceloteh tidak jelas menggunakan mulutnya yang ternyata jauh lebih asdfgjjklzxcvbnm daripada Jihoon Rahadian.
Lebih arahnya lagi, sekarang Yoojung tidak bisa meminta tolong pada orang-orang di rumahnya karena dia ditinggal sendiri oleh orangtuanya yang sudah daritadi pergi kondangannya orang, sedangkan Woozi pergi entah ke mana.
Bisa tepar Yoojung menghadapi pelanggannya, Muhammad Mingyu yang tinggal di blok sebelah.
Kalau saja Mingyu ini bukan orang yang lebih tua darinya, sudah daritadi Yoojung yang sudah kesal sampai di ubun-ubun ini meneriaki Mingyu atau dengan cara yang lebih kejam dan psikopat, yaitu dengan menarik bibir Mingyu lalu dijahit pakai mesin jahit biar mantep gitu.
"Aduh gak profesional banget sih! Katanya Sukaesih Tailor bagus, tapi malah jadi gini!" Protes Mingyu.
"Bagus bukan berarti sempurna, Mas." Balas Yoojung dengan sekalem-kalemnya.
"Alah! Banyak omong lo! Cepet! Mana baju gu—"
"Sore! Ada apa nih ribut-ribut?"
And, Jihoon Rahadian is coming to town.
Mingyu dan Yoojung sontak menoleh ke arah Jihoon yang baru datang sambil membawa kantong plastik dan terlihat sedikit kebingungan. Jihoon pun dengan perlahan mendekati Yoojung yang juga terlihat kebingungan dengan kedatangannya.
"Kenapa lo ke sini?" Tanya Yoojung berbisik pada Jihoon saat pemuda itu mendekatinya.
"Mau ambil jahitan.... Btw, gue denger ribut-ribut di sini. Kedengaran sampe di depan loh. Ada apa nih?" Tanya Jihoon dengan hati-hati.
"Heuh, ada pelanggan mau ambil bajunya.... Lo duduk aja dulu. Nanti gue layanin." Lirih Yoojung kepada Jihoon sambil menunjuk sebuah kursi pakai dagunya.
Jihoon hanya mengangguk, lalu dia menuruti apa kata Yoojung untuk duduk di kursi yang tadi ditunjuk Yoojung. Lalu, Jihoon yang sudah duduk manis terus memperhatikan Yoojung yang sibuk mencari baju dengan Mingyu yang kelihatannya sangat kesal.
"Wah, lo udah gak sopan, pilih kasih pula! Masa orang lain lo suruh duduk terus gue nggak? Ah! Mana sih Ibu Sukaesih? Gak bener nih anaknya!" Omel Mingyu.
"Duh Mas—"
"Mas, duduk sini aja. Lagian kursi yang bagus cuma yang ini." Potong Jihoon dengan cepat dan langsung berdiri dari kursi yang dia duduki dan mempersilahkan Mingyu untuk duduk.
Mingyu yang masih kesal langsung duduk di tempat yang Jihoon tempati tadi dan tatapan tajamnya terarah pada Yoojung masih mencari baju.
Melihat Mingyu dan Yoojung membuat Jihoon merasa tidak enak dengan suasana di tempat ini. Dia juga merasa kasihan ketika melihat Yoojung yang terlihat kelelahan ketika mencari baju. Jadi, Jihoon akhirnya mendekati Yoojung lagi untuk membantu gadis itu.
"Kenapa sih?" Tanya Jihoon yang sudah berada di sebelah Yoojung.
"Gapapa. Bukan urusan lo." Jawab Yoojung dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tailor [ ✔ ]
FanfictionSebuah cerita tentang seorang gadis penjahit yang berwajah semanis gula, namun ditutupi oleh sifatnya yang jutek dan cuek bertemu dengan anak tetangganya yang menyebalkan. [Park Jihoon - Wanna One x Choi Yoojung -Weki Meki/ex-I.O.I] © flowberry, 2017