✿ Tiga Puluh Satu

357 88 9
                                    

"Jihoon Rahadian! Mas Rahadian!"

Jihoon yang lagi bermain futsal malam-malam di lapangan futsal perumahan langsung berhenti bermain karena mendengar suara yang gak asing memanggil namanya dari luar lapangan.

Waktu Jihoon melihat ke luar lapangan, matanya langsung menangkap sosok Yoojung Azalea yang berdiri di luar lapangan sambil melambaikan tangan ke arahnya dan tersenyum sangat manis.

Jihoon merasa sesuatu di dalam dadanya itu hangat banget abis liat senyum Yoojung yang semanis itu buat pertama kali. He's totally fallin' with Yoojung's smile.


Pritt! Prit! Prittt!




Pertandingan persahabatan futsal antar kompleks akhirnya berakhir. Biarpun ada tim yang kalah, semua pemain tetap santai saja dan memberikan tos satu sama lain dengan senang, saling memuji juga karena semuanya main dengan baik dan sportif.

Setelah itu, Jihoon langsung pamit sama rekan timnya untuk balik duluan dan kini dia sedang berjalan menghampiri Yoojung yang ada di luar lapangan.

"Ngapain ke sini? Terus dengan siapa?" Tanya Jihoon saat mendatangi Yoojung sambil menyeka keringatnya dengan handuk kecilnya.

"Gabut aja di rumah. Jadi, gue jalan kaki keliling kompleks sendiri, terus berakhir di sini deh karena kebetulan gue liat lo lagi main futsal juga." Jawab Yoojung santai sambil senyum.

"Yaudah, balik yuk?" Ajak Jihoon.

"Gak ah, pasti lo bawa motor lo yang gede itu." Tolak Yoojung.

"Gue juga jalan kaki ke sini, Jung."

"Oh ya?"

Jihoon mengangguk untuk meyakinkan Yoojung. Tetapi, Yoojung tetap masih gak percaya dan dia pergi melihat sendiri ke tempat parkir motor anak futsal dan mencari motor Jihoon. Namun, hasilnya nyihil. Motor gede milik Jihoon itu memang gak ada karena gak dibawa sama pemiliknya.

"Serius lo jalan kaki?" Tanya Yoojung yang masih saja gak percaya sama Jihoon.

Jihoon ketawa sambil ngangguk. "Masa jalan tangan?" Jawabnya nyantai.

"Ketawain dulu nih, HAHAHAHAHAHAHA!" Yoojung langsung menertawakan Jihoon dengan ketawanya yang terdengar garing.

"Ck, serah lo." Jihoon jadi agak malu, terus dia langsung jalan, pergi ninggalin Yoojung gitu aja. "Gue duluan." Pamitnya.

"Eh? Tungguin dong!"

Yoojung lari kecil nyusul Jihoon dan nyamain langkah kakinya dengan Jihoon biar jalannya sebelahan terus.

Setelah itu mereka jalan dan suasana antara mereka hening. Sibuk nyari topik biar suasana antara mereka gak sehening ini.

"Mas." Panggil Yoojung.

"Apa sih panggil Mas gitu? Kayak panggil penjual aja." Kata Jihoon.

"Suka aja sih... Lo gak suka ya?"

"Hm... Suka juga enggak, enggak suka juga enggak... Ya, b aja. Suka-suka lo aja mau panggil gue apa."

"Oke deh." Yoojung mengangguk, kemudian dia bicara lagi. "Oh ya, tadi gue mau tanya. Kan lo udah kelas paling tua nih, rencananya mau kuliah di mana?" Tanyanya.

"Yang pastinya gue gak lanjut di Jakarta." Jawab Jihoon.

"Oh ya? Emang mau lanjut di mana?"

"Di . . . kota mana yang disebut kota pelajar di Indonesia?

"Jogjakarta!"

"Yaps! Selamat anda mendapatkan 100 juta! Silahkan ambil di mimpi ya."

"Hargain lawakannya dong, HAHAHAHAAHAHAHA!"

Sweet Tailor  [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang