✿ Satu

1.4K 164 44
                                    

Dari tadi seorang pemuda tampan bernama Jihoon Rahadian mengomel tidak jelas gara-gara celana jin hitam kesayangannya robek di bagian bawah. Jin itu robek akibat digigit anjing liar punya tetangga di sebelah rumah.

Ibunda dari Jihoon Rahadian yang bernama Jieun Meida hanya bisa diam sambil menghela napasnya panjang berkali-kali saat melihat anak tunggalnya itu. Tidak ada niatan bagi Jieun untuk bicara ke Jihoon sekarang soalnya Jieun paham benar dengan putranya itu kalau lagi mengomel-omel begini mending didiamkan saja.

Kalau tidak didiamkan, malah dibalas omelannya, bisa-bisa jiwa rapper Jihoon akhirnya keluar dan pemuda itu akan mengoceh terus sampai kepala semua orang di rumah jadi pusing mendengarnya.

"Gimana nih, Bun?! Ini celana limited edition yang paling keren yang Ayah beli loh!" Omel Jihoon.

Jieun cuma mengendikkan bahu membuat Jihoon mengacak rambutnya frustasi.

"Bunda ngomong dong. Ini celana aku mau diapain?" Tanya Jihoon dengan sedikit lebih santai dari yang sebelumnya.

Nah, kalau Jihoon sudah bicara seperti ini barulah Jieun berani menyuarakan saran dan pendapatnya kepada anaknya itu.

"Daripada kamu buang dan jadi kain lap, mending kamu bawa aja ke tempat jahit depan komplek biar dipotong, jadiin celana puntung." Jawab Jieun akhirnya bicara dan jawabannya barusan bisa membuat Jihoon diam.

Jihoon terlihat berpikir-pikir dahulu, kemudian dia akhirnya mengangguk. Jieun langsung lega karena Jihoon mau menerima sarannya tadi dan pastinya mulut Jihoon tidak akan berkomat-kamit lagi gara-gara masalah ini.

"Ongkosnya berapa tuh Bun?" Tanya Jihoon sudah mulai tenang.

"Murah kok. Dua bulan lalu Bunda potong lengan baju Ayah di sana bayarnya gak sampai sepuluh ribu." Jawab Jieun sambil menunjukkan senyumannya yang terlihat seperti senyumnya malaikat.

"Yaudah. Aku pergi dulu ke sana." Pamit Jihoon.

Jieun menghela napasnya lega, lalu bicara. "Iya. Buruan perginya soalnya kalo udah senja terkadang mereka udah gak terima jahitan. Hati-hati ya."

"Siap Bundo."

Makin legalah Jieun karena dia tidak akan menghadapi bawelnya anak tunggalnya itu yang sangat persis dengan bawelnya suaminya, Ayahanda dari Jihoon Rahadian.

Dengan setengah berlari Jihoon pergi ke rumah yang juga menjadi tempat usaha jasa menjahit baju bernama Sukaesih Tailor yang ada di depan komplek rumahnya sambil membawa celana jinnya yang robek.

Sebenarnya ini pertama kalinya Jihoon Rahadian sebagai pelanggan di Sukaesih Tailor. Biasanya pemuda tampan ini datang ke tempat jahit tersebut hanya untuk mengambil pakaian orangtuanya yang sudah dijahit dan dibayar sebelum dijahit. Tapi, Jihoon ini tidak pernah masuk ke dalam Sukaesih Tailor. Mengambil pakaian orangtua saja Jihoon hanya sampai pagar saja dan selalu meminta tolong pada karyawan di tempat jahit untuk mengambilkan pakaian orangtuanya.

Sampai di tempat jahit, Jihoon langsung masuk ke tempat kerja para penjahit yang sangat berantakan karena kain perca berceceran sana dan sini, benang ada di mana-mana, baju-baju pun begitu. Selain berantakan, tempat ini juga sepi. Tidak ada siapa-siapa selain Jihoon.

Karena Jihoon orangnya paling tidak betah berlama-lama di tempat berantakan seperti tempat jahit ini, akhirnya Jihoon bersuara untuk memanggil tukang jahit yang dia tahu pasti ada di dalam rumah biar celananya diurus secepatnya.

"Jahit! Jahit!" Seru Jihoon seraya mengharapkan tukang jahitnya cepet muncul.

Tapi, panggilan Jihoon barusan tidak berguna. Yang merespon saja tidak ada apalagi orang yang muncul.

Sweet Tailor  [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang