✿ Tiga Puluh

395 82 15
                                    

Jihoon Rahadian terpukau dengan skill tata busana Yoojung yang benar-benar luar biasa. Jihoon pikir kalau Yoojung hanya bisa melakukan permak, membuat kemeja atau baju biasa, dan membuat aksesoris sederhana lainnya. Tetapi Jihoon terkejut karena Yoojung sangat kreatif dan pandai dalam membuat desain pakaian dan mampu membuatnya 97% mirip dengan yang didesainnya.

Kini Jihoon dibuat terpukau dengan gamis rancangan Yoojung yang benar-benar indah dan rapih. Menurut Jihoon, skill Yoojung hampir sama dengan skill orang-orang yang belajar khusus untuk menjadi seorang desainer.

"Gue rasa kunci kesuksesan usaha jahit punya Nyokap lo ini adalah lo. You're so smart at this." Puji Jihoon saat melihat Yoojung yang sedang mengerjakan gamis buatannya sendiri yang sudah dalam tahap penyelesaian.

"Ah, jangan gitu. Ibu gue masih lebih jago daripada gue kok."

"Nggak, lo sama Nyokap lo itu udah sama. Sama-sama skill dewa."

Yoojung terkekeh. "Berlebihan banget sih. But, thank you."

Jihoon hanya membalas ucapan Yoojung dengan anggukan. Kemudian, Jihoon terus menonton Yoojung yang masih sibuk dengan pekerjaannya dan dia tersenyum melihat wajah serius Yoojung saat bekerja. 

Sejak hari di mana Yoojung mengajak Jihoon pergi bersama-sama, Jihoon dan Yoojung menjadi lebih dekat sekarang. Buktinya, kini Jihoon jadi lebih sering main ke tempat jahitnya Yoojung seperti saat ini, dan mengobrol sama Yoojung yang lagi mengerjakan jahitan, atau membantu Yoojung mengerjakan pekerjaan lain yang lebih mudah daripada menjahit.

"Lo ingat gak waktu pertama kali kita ketemu di sini?" Tanya Jihoon ke Yoojung yang lagi menjahit.

"Jelaslah gue ingat. Itu juga pertama kalinya gue dapat pelanggan paling bawel, keselnya bisa kebawa sampe hari ini." Jawab Yoojung yang sedikit nyinggung dan dia tersenyum miring, tapi tipis doang sih.

"Jung...." Kata Jihoon langsung memasang ekspresi wajah ( -_- ) usai mendengar Yoojung.

Yoojung malah menyengir. "Hehehehehe."

"Nyengir lo. Eh? Gak apa-apa sih, nyengir aja terus."

"Emang kenapa kalo gak nyengir?"

"Lo gak keliatan manisnya."

Yoojung langsung berdecak dengernya dan dia agak tersipu. "Apa sih...." Katanya bikin Jihoon ketawa kecil.

Kemudian, Jihoon pun membantu Yoojung membersihkan kain perca yang berserakan di lantai tanpa disuruh sama Yoojung. Yoojung melihat Jihoon membantunya dan dia tersenyum lalu dia bicara pada tetangganya itu.

"Gue sebenarnya agak penasaran sama lo." Kata Yoojung.

"Penasaran? Penasaran gimana?" Tanya Jihoon.

"Kita tinggal di perumahan yang sama, kompleks yang sama, tapi kok gue baru sering liat lo pas udah SMA? Masa lo mengurung diri dari TK?"

Jihoon ngakak membuat Yoojung ikutan ngakak. Kemudian, laki-laki ini mulai menjelaskan mengapa dia baru sering muncul di perumahan pas udah SMA sambil mengatur kain perca yang sudah dikumpulkannya.

"Waktu umur gue udah empat tahun, gue dibawa ke Cirebon buat tinggal sama Nenek gue dan gue lama sekolah di sana. Gue tinggal sama Nenek gue karena waktu itu Bokap sama Nyokap gue sibuk kerja di Jakarta dan mereka gak berani buat nyewa pembantu khusus buat gue. Terus, waktu gue masuk SMA, akhirnya gue balik ke sini karena Bokap nyuruh gue temenin Nyokap biar gak kesepian di rumah soalnya Nyokap udah berhenti dari kerjaannya." Jelas jihoon.

"Emang Nyokap lo kerja apaan?" Tanya Yoojung yang penasaran.

"Nyokap gue dulu kerja jadi perawat di rumah sakit swasta."

Sweet Tailor  [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang