✿ Dua Belas

437 86 16
                                    

Saat pulang sekolah tadi, Jihoon mendapat telepon dari anak-anak futsal dari anak-anak perumahan Antariksa. Jihoon diajak untuk bermain futsal antar kompleks di lapangan futsal perumahan Antariksa petang nanti, dan Jihoon setuju untuk ikut bermain.

Nah, sekarang laki-laki ini tengah latihan fisik yang ringan di teras rumah. Kegiatan pemanasan yang dilakukannya itu membuat Bundanya, Jieun Meida, kebingungan melihatnya karena dia merasa aneh saja dengan Jihoon yang jarang dilihatnya berolahraga tiba-tiba lagi pemanasan sekarang.

"Loh? Ngapain Nak?" Tanya Jieun pada anak semata wayangnya itu.

"Ugh!" Jihoon baru saja selesai push up langsung berdiri, kemudian menatap Bundanya sambil mengacak rambutnya yang agak basah karena keringat. "Bentar malam aku mau tanding futsal, Bun. Jadi, aku harus siap-siap begini." Jelasnya membuat Jieun mengerti.

"Yaudah. Cetak banyak gol ya?"

"Cetak gol gimana, Bun? Aku ditunjuk sebagai pemain belakang."

"Yaudah, mainnya yang bener. Usahain jangan cedera."

"Siap Bun. Don't worry~"

"Apa? Downy? Kamu mau downy, Nak?"

Jihoon langsung menggelengkan kepala sambil tertawa mendengar Jieun malah mengira 'don't worry' itu merek pewangi pakaian yang terlalu wangi. Dia kembali menjelaskan kepada Bundanya apa yang barusan dia katakan sampai Bundanya yang agak kacau bahasa Inggrisnya ini mengerti apa maksud dari ucapannya.

Kemudian Jihoon masuk ke dalam rumah untuk bersiap-siap pergi bermain futsal sekaligus menjalankan rencana yang dia susun di pikirannya.

Rencana yang telah dia rencanakan ialah, sebelum pergi ke lapangan futsal, dia akan datang ke rumah Yoojung Azalea untuk mengajak gadis penjahit itu pergi menonton futsal sekalian meneraktirnya makan. Dia memutuskan untuk melakukan ini setelah mendapat tips dan petunjuk dari Doyeon dua hari yang lalu.

Akhirnya Jihoon sudah selesai bersiap dan tidak lama lagi waktu untuk bermain futsal tiba. Jihoon sudah siap bermain futsal langsung menyambar jaket kulit favoritnya untuk dia kenakan, lalu dia berangkat menggunakan motor gedenya.

Jihoon yang mengendarai motornya langsung tersenyum ketika dia sudah melihat rumah Yoojung. Motor gedenya dia berhentikan tepat di depan pagar rumah Yoojung, kemudian dia melihat ke dalam lingkungan Yoojung dan mendapati Yoojung yang ada di teras rumah sendirian sedang membaca buku dengan serius sambil membenarkan kacamata bulatnya.

"Sore!" Sapa Jihoon pada Yoojung untuk mengalihkan atensi gadis penjahit itu.

Sapaan Jihoon membuat Yoojung berhenti membaca buku, kemudian dia menatap Jihoon yang ada di depan pagar rumahnya. Dahinya mengernyit heran melihat kedatangan Jihoon.

"Loh? Ngapain? Mau ambil jahitan?" Tanya Yoojung tanpa menyapa balik dan seperti biasa, to the point!

Jihoon menghela napas mendengar balasan Yoojung, kemudian dia tersenyum. "Nggak! Gue mau ngajakin lo nonton futsal."

"Gak, makasih. Gak liat nih gue lagi sibuk?" Tolak Yoojung sambil menunjukkan buku yang dibacanya pada Jihoon.

"Bukan cuma nonton dia kok! Gue bakal traktir sate ayamnya Pak Donghae yang dekat lapangan futsal itu loh! Sate ayamnya wueennakkk tenan! Kuy!" Ajak Jihoon yang belum mau menyerah meskipun sudah ditolak.

Mendengar kalimat 'traktir sate ayam' membuat Yoojung terdiam sejenak dan kelihatan berpikir. Gadis itu bisa merasakan perutnya bergejolak sekarang, seperti minta beberapa tusuk sate ayam yang dilumuri dengan saus kacang enak favoritnya yang sudah terbayang di benaknya.

Sweet Tailor  [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang