✿ Dua Puluh Tujuh

306 84 18
                                    

"Kakak!" 

Yoojung memanggil, mendekati Woojin, dan memegang wajah kakak kesayangannya itu.

Tapi, Yoojung merasa aneh ketika memegang wajah Woojin. Wajah Woojin tampak biru, kaku, dan terasa dingin sekali.

"Kakak! Please Kak! Sadar Kak! Woojin Adrian Pratama! Sadar!" Seru Yoojung dengan suara gemetar dan mata berkaca-kaca sambil mengguncang tubuh Woojin yang terasa begitu dingin, kaku, dan berat.

Dengan gemetaran Yoojung mengarahkan jarinya ke dekat lubang hidung Woojin untuk merasakan napas Woojin. Tapi, airmatanya menetes ketika dia tidak merasakan hembusan napas sedikit pun.

Selain mengecek napas, Yoojung menempelkan telinganya di punggung Woojin dan memfokuskan diri untuk mendengar detak jantung pacarnya itu.

Tapi... Yoojung tidak mendengar apa-apa.

"Kakak...." Yoojung memanggil pada Woojin dengan nada putus asa, memeluk tubuh kaku Woojin yang masih berada di posisi tengkurap sambil menangis tersedu-sedu. "God please..." Bisiknya di telinga Woojin.

"Abang! Bangun Abang!!!" Teriak Mama Woojin sambil mengguncang pelan tubuh kaku Woojin.

"Mama!!!"

Yoojung menatap seorang anak laki-laki berseragam SMP yang masuk ke kamar Woojin. Anak itu terlihat kaget melihat Yoojung dan Mama Woojin yang menangis di depan Woojin, kemudian dia menghampiri keduanya.

"Andra..." Yoojung memanggil adik dari Woojin, Woochan Andra Prasetyo, dengan suara gemetar. "Tolong panggil tetangga, Dra! Abang kamu.... Abang kamu gak mau bangun Dra!" Pintanya.

"Hah? Maksud Kakak apaan? Woi! Bang Adri bangun—"

Seketika Woochan terkejut dalam diam melihat wajah kakaknya yang sudah berubah warna, bukan seperti warna kulit yang wajar.

"Cepet Dra panggil tetangga!" Pinta Yoojung sambil menarik-narik celana Woochan dengan putus asa.

"I-Iya Kak!"

Sepeninggal Andra, Yoojung terus berdoa di telinga Woojin sambil menangis agar laki-laki kesayangannya saat ini bangun kembali dan tidak membuat seisi rumah khawatir.

Begitu banyak siswa-siswi SMA yang menggunakan almamater OSIS dan ada beberapa lagi orang yang pake kebaya dan setelan jas yang rapih berdiri di depan kamar jenazah sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan.

Seluruh siswa-siswi, guru-guru, staf dari SMA Negeri Nusa Bangsa dikejutkan dengan kabar meninggalnya Woojin Adrian Pratama, siswa teladan SMA Negeri Nusa Bangsa sekaligus lulusan terbaik tahun ini.

Kata Dokter yang menangani Woojin, Woojin meninggal akibat masalah jantung yang dideritanya. Jantung Woojin berhenti karena mungkin detakannya tidak normal saat tertidur. Selain itu, Mama Woojin juga mengatakan kalau suaminya, Papa Woojin, juga meninggal enam tahun lalu dalam keadaan sedang tertidur dan diagnosa Dokter adalah jantung mendadak berhenti saat tidur.

Pada akhirnya Dokter menyimpulkan bahwa penyebab Woojin meninggal adalah kelainan jantung faktor genetika, seperti Papa Woojin.

Kabar meninggalnya Woojin dilaporkan oleh Yoojung Azalea yang kini berada dalam keadaan setengah sadar di kursi ruang tunggu kamar jenazah. Beberapa orang terdekat Yoojung mengelilingi Yoojung yang masih menangis dan terlihat sangat berantakan.

"Tuhan... Kenapa harus secepat ini?" Gumam Yoojung yang masih terisak dan begitu lemah di pelukan Doyeon sekarang.

Doyeon tidak bisa bilang apa-apa. Dia hanya bisa menenangkan Yoojung dengan menghapus airmata sahabatnya itu dan mengusap punggung serta merapikan penampilan sahabatnya. Sementara Donghan berdiri di depan kedua sahabatnya dan dia terlihat sedih juga sekarang.

Sweet Tailor  [ ✔ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang