18. Surat Dari Daun

2.2K 110 0
                                    

Aku tau. Aku menyesalinya sekarang.

🌞🌞🌞

Mata gadis itu terbuka. Ia kemudian melirik jam di atas nakas yang sedang menunjukan pukul 2 pagi. Naya menghembuskan napas nya lalu mulai menutup matanya kembali tapi gadis itu tidak bisa lagi kembali tidur.

Memutar tubuh ke kanan lalu ke kiri lalu ke kanan lagi tetap tidak menemukan posisi yang nyaman. Naya bangun mendudukkan dirinya lalu menyibak selimut itu dan turun dari kasurnya.

Ia membuka tirai jendela kamar nya itu menampilkan hamparan langit malam yang tenang. Naya tersenyum ketika melihat bintang-bintang bertebaran di langit. Sebenarnya gadis itu tidak terlalu menyukai bintang, namun Mama nya lah yang manyukai bintang. Karena itu jika Naya melihat bintang ia merasa Mama nya juga sedang melihat nya.

Naya membuka pintu balkon kamarnya lalu keluar dab duduk di lantai dengan kepala menghadap keatas. "Ma?"

"Hai sayang,"

"Bangun, udah pagi,"

"Jangan lupa kerjain pr nya!"

"Mama pergi dulu, kamu jangan nakal!"

"Ayo, sayang. Nanti kita telat ke acara nya!"

"Iya, anak mama sayang,"

"Naya, Awas!!"

"Lari! Sayang!"

"Cepat! Panggil orang lain!"

"Maafin, mama."

"Akkkhhh!" seketika Naya merasakan sakit pada kepalanya, namun beruntung sakit nya berangsur-angsur membaik. Naya menghembuskan napasnya lalu kembali menatap ke atas, lebih tepatnya menatap bulan.

Naya membenci ketika tau dirinya melupakan sebagian kisah hidup nya. Dirinya ingin sekali tahu tapi tidak bisa. Semakin dipaksakan semakin sakit. Naya hanya ingin tau sedikit. Tapi kenapa yang sedikit itu sulit sekali diingat?

Mata Naya beralih ke bintang yang paling redup. Dion, kakaknya Naya menyukai bintang seperti mama mereka tapi Dion suka bintang yang redup. Aneh? Ya memang. Ketika Naya bertanya, Dion mengatakan jika terlalu terang akan lebih terasa menyakitkan. "Kak Dion?"

"Kenapa?"

Hah?

Naya menengokan kepala nya ke samping dan menampilkan sesosok laki-laki tampan dengan wajah sempurna nya sedang menatap Naya.

"Kenapa, liatin kakak kaya gitu?" tanya orang itu. "Kangen, ya?"

Naya masih terkejut. Antara nyata dan tidak. Kenapa Dion, kakaknya ada disini? Bagaimana dia masuk? Bagaimana jalan dia kesini?

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang