20. Perasaan Baru

2K 113 2
                                    

Akan ku peluk seorang perempuan cantik namun aneh.

🌞🌞🌞

Semuanya yang belum ia miliki bisakah ia memilikinya lewat Adam. Bisakah dirinya merasakan betapa bahagianya punya mama lagi, punya kakak lagi, punya segalanya lagi lewat Adam. Bisakah dirinya?

Naya terdiam. Matanya terus menatap mata Adam yang juga menatapnya dengan serius. Bisa Naya lihat ada kehangatan di sana yang terus menular pada hati nya. Hati Naya terasa hangat di tambah dengan senyum Adam yang sangat meyakinkan.

"Nay!"

"Hah?"

Adam terkekeh lalu menyentil hidung Naya. "Bengong mulu. Mikirin apa, sih?"

"Nggak papa." Elak Naya. Mana mungkin dirinya baik-baik saja sekarang. Di depan nya ada Adam yang sedang duduk di meja rias nya, dengan segala ucapan nya hari ini memang tidak mungkin membuat Naya baik-baik saja bukan?

"Gunting mana?"

"Eh, buat apa?" bingung Naya.

"Udahh, ah nanya mulu. Mana?" enggan Adam menjawab.

Naya pasrah menuruti permintaan laki-laki itu lalu ia berjalan membuka lemari kecil di samping meja belajar nya dan mengambil benda yang Adam minta, setelah nya dirinya langsung kembali lagi dan memberikan gunting itu pada Adam.

"Duduk manis disini," suruh Adam.

"Mau ngapain?"

"Potong rambut nya, kan?" tanya Adam balik. "Yaudah, diam aja makanya."

Mata Naya nyaris keluar mendengar ucapan Adam itu. Potong rambut? sama Adam? Tidak. Naya tidak mau. Yang ada rambut nya nanti bakalan jadi acak-acakan karena nya. "Nggak!"

"Udah tenang aja,"

"Gue nggak mau!" kekeh Naya. "Masa iya di potongin sama lo!? Yang ada rambut gue rusak beneran!" ucap Naya sambil berdiri menghadap Adam.

Adam kembali memegang bahu Naya menahan tawanya ketika melihat ekspresi Naya yang menurutnya sangat konyol. "Poni doang, kok. Bukan rambut,"

"Tetep aja nggak mau!"

"Ish! Susah banget, sih di bilangin. Udah duduk sini!"

Ingin sekali lagi Naya mengelak. Dirinya benar-benar tidak mau Adam yang memotongkan rambut nya, sekalipun itu hanya poni. Tetap tidak mau. Naya mulai membuka suara tapi seketika dirinya tergugup kala mendengar ancaman Adam yang mainstream itu. Ini memang pertama kali bagi nya.

"Diam atau gue cium, nih!" ucap Adam.

Melihat Naya terdiam, Adam tersenyum puas. Tidak bisa di pungkiri juga jika jantung Adam berdegup lebih kencang. Mengatakan hal semacam itu juga butuh kekuatan. Bukan apa-apa jika mengatakan nya pada orang lain, tapi sekarang ia mengatakan nya pada Naya. Tentu saja itu berefek besar padanya dan juga pada Naya. Cukup untuk menetralkan jantung nya. Adam mulai membuka gunting itu sambil tersenyum geli.

"Dam, gue---"

"Ssstt! Nggak bisa diam banget, sih," ucap Adam sambil terkekeh. Dirinya memang tidak tau cara memotong rambut tapi demi Naya dirinya rela melakukan apa saja dan itu harus yang terbaik. Salah potong sedikit saja bisa membuat Naya murka. Bisa mati mendadak Adam nanti.

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang