12. Ada Hubungan Apa?

2.5K 143 8
                                    

Suasana sebenarnya tidak sunyi tapi hanya di bangku ini yang terjadi kesunyian.

Banyak petugas-petugas berbaju seragam berlalu lalang dengan berkas ditangannya dan berbagai alat tembak di sakunya.

"Kenapa kalian diam?"

Naya menginjak kaki Adam dan David membuat sang pemilik kaki berteriak tertahan.

"Bapak nggak nanya jadi kita diam aja. Nanti kalo kita ngomong malah di marahin Bapak. Iyakan?" Ucap Adam.

Naya menundukan wajahnya. Lebih baik tidak usah menjawab jika jawaban Adam seperti itu. Naya malu dan bertambah takut Sedangkan David, terjungkal.

Benar-benar terjungkal karena seorang pria mabuk tak sengaja menabrakan diri ke kursi yang diduduki David. Alhasil, David terjatuh. Itu bukan rekayasa pemirsa.

"Anjing! Tuh orang masih sore aja udah kobam!" kesal David. "Mabuk, tuh, maleman dikit, kek, Di club gitu! Kan asik gi---" David berdiri dari jatuhnya dan tersadar akan tatapan seorang polisi yang tajam dan dua pasang mata yang menatap nya dengan mata memelas.

"Alamak! Gue baru sadar ini kantor polisi!"

"Kamu sering mabuk-mabukan di club?" tanya Polisi itu. "Kamu masih pelajar, sudah bisa mabuk?"

Mata David terbuka lebar akan pertanyaan yang keluar dari petugas polisi bernama Chris itu, "Enggak, pak. Saya nggak pernah mabuk. Saya anak baik-baik kok. Tanya aja sama Adam, Pak?" David menolehkan kepalanya kepada Adam. "Dam gue nggak pernah mabuk, kan?"

Polisi mengalihkan pandangannya. Tatapan tajam itu menusuk bola matanya. Oh astaga.

"Iya, pak. David nggak pernah mabuk." Jawab Adam dengan sedikit ragu.

"Apa kamu yang sering mabuk-mabukan?"

"Masya allah, gue lagi yang kena," batin Adam. "Si dapid bobrok! Awas lu nying!"

"Enggak lah, Pak. Saya juga nggak pernah mabuk-mabukan." Elak Adam.

Seketika Naya merasa tidak nyaman. Tadi dengan pertanyaan itu, David menunjuk Adam. Dan sekarang

"Tanya aja sama Naya, Pak? Tetangga saya ini."

Benar. Dirinya akan terikut dengan tuduh menuduh madalh mabuk-mabukan ini padahal kesalahan mereka bukanlah tentang mabuk-mabukan.

Naya kembali menginjak kaki keduanya lebih keras dari pertama. Semakin menyiksa dua manusia disampingnya itu.

"I-iya Pak," jawab Naya pelan.

"Apa kamu ya---"

"Naya!"

Naya menoleh kebelakang. Membuar pertanyaan polisi itu tergantung di angin. Biarkan lah.
Naya terselamatkan sekarang. David dan Adam menghembuskan napas lega. Lega karena kaki mereka sudah lepas dari injakan super dahsyat Naya.

"Papa!" Gilang langsung menghampiri anaknya dan memeluknya. "kamu nggak apa-apa kan?"

Naya menggeleng. Tak lama Gilang datang. Datang lagi sesosok yang lebih tua sedikit dari Gilang. Langga, Ayah Adam.

"Kamu ngapain, huh!" Tanya Langga datang langsung menjewer telinga Adam.

"Aduh, Pah. Lepasin. Ini kantor polisi, lho. Mau Adam laporin, nih, karena kekerasan dalam rumah tangga. Saksinya langsung, tuh, Pak polisi,"

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang