38. Menyesal dan Bersalah

1.5K 89 9
                                    

Aku update satu part dulu, ya 😊.

🌞🌞🌞

Ketika ku tahu kau juga menyimpan rasa tapi saat itu aku juga tahu bahwa kau tidak ingin memperjuangkannya bersamaku.

🌞🌞🌞

     Setelah aksi mengintip di taman belakang tadi dan berakhir dengan memukul tembok, David pada akhirnya lebih memilih masuk kelas dan tidak keluar sama sekali dari situ hingga jam pelajaran berakhir. Seharian dirinya hanya duduk dan tidur di kelas, hal yang sangat jarang di lakukan oleh David.

Berbeda dengan David, Adam lebih memilih tidak masuk sama sekali. Entah kemana orang itu pergi setelah kejadian tadi pagi dirinya tidak kelihatan. Awalnya David tidak peduli, tapi saat mengingat bagaimana sedihnya Naya mau tak mau harus membuatnya peduli.

David harus menemui Adam dan membicarakan ini. David menjauh untuk menghilangkan perasaannya pada Naya dan membuat Naya dan Adam yang saling mencintai bisa bersatu tanpa halangan apapun, tapi sepertinya jalannya salah. Bukannya saling menyatukan melainkan saling melepaskan. Kalau begini sia-sia dirinya yang berusaha menjauhi Naya.

David terus menjalankan kakinya ke parkiran. Ia akan menunggu Adam di parkiran. Jika mereka tidak bertemu sama sekali maka David akan mendatangi rumahnya. Setidaknya lebih baik daripada harus menunggu sampai esok hari.

Dan setengah jam berlalu Adam tidak juga memunculkan batang hidungnya. Namun David masih setia menunggu. Dan dirasa Adam tidak tanda-tanda akan muncul akhirnya David menyalakan motor besarnya dan memutuskan untuk ke rumah laki-laki itu saja. Meskipun orang itu tetap tidak ada di rumah karena motornya sekarang masih terparkir di sini.

David menggeram dalam hati. Kesal? Tentu saja, melihat bagaimana kerasa kepalanya Adam. Hingga ia di luar pagar matanya pun tertuju pada halte sekolah mereka. Seseorang duduk di sana menundukan tubuhnya hanya bertumpu pada lutut. David tau, orang itu sama hancurnya dengan Naya.

"Ketemu kau!" batinnya.

Tanpa pikir panjang lagi David langsung menghampiri Adam di halte tersebut. David berdecak kesal, capek-capek dirinya menunggu di parkiran sedangkan orang ini dengan nyamannya duduk di halte, geramnya.

"Dam?" panggilnya seraya turun dan menaruh helmnya. Sempat ia lihat jika wajah Adam terkejut karena ia juga tahu Adam sedang melamun.

Dan lebih terkejutnya lagi ketika tiba-tiba saja David melayangkan pukulannya pada rahang Adam dan membuatnya yang tidak tau apa-apa sedikit terhunyung ke belakang. Tanpa pikir panjang juga Adam berdiri dari duduknya dan mencekram kerah baju David. "Apaan lo, hah?!" kesal Adam. Jelas saja kesal.

Tanpa membalas pertanyaan Adam tadi David kemudian mendorong Adam dan membuat cengkraman Adam terlepas. Untuk sesaat mereka hanya saling tatap namun pada akhirnya David menghela napasnya dan laki-laki itu mendudukan dirinya di kursi halte. Adam masih berdiri di tempatnya, matanya pun terus memperhatikan David.

"Bego!" sarkas David. "Lo bego, Dam!"

"Maksud lo apaan, sih, Dav?! Dateng-dateng nggak jelas main mukul aja?!" balas Adam sengit.

"Itu hadiah karena lo udah bikin Naya nangis goblok!" Tukas David membuat Adam terdiam. "Lo ngejahuin dia, heh?!"

Nangis? Benarkah? Hati Adam terenyuh ketika tau Naya menangis karenanya. "Naya---"

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang