Ketika semuanya sudah sirna jalan mana yang ku pilih? Ikut menghilang atau mengembalikan yang hilang?
🌞🌞🌞
Pagi ini terlihat seorang gadis menyibak selimutnya lalu mendudukan dirinya. Menguap sambil mengucek mata sebelah kirinya.
"Naya?" panggil seseorang dibalik pintu.
Naya turun dari ranjang besarnya lalu berjalan menuju dan membukanya. Terlihat Papanya yang sudah rapi dengan setelan jas mahal juga dasinya yang membuat Gilang terlihat keren dan berwibawa meskipun usianya sudah tidak muda lagi.
"Akhirnya bangun juga. Ayo cepet nanti kamu telat," Ajak sang Papa.
"Pa, Naya nggak usah turun ya?"
Gilang mengernyitkan dahinya, bingung dengan permintaan Naya yang satu ini. "Kenapa?" tanyanya.
"Eng..." Naya terdia seketika. Dia belum menyiapkan alasan yang tepat. "Naya sakit," ucapnya kemudian. Jelas berbohong.
Gilang mengangkat tangannya ke dahi Naya dan tidak merasakan apa-apa. Badan anaknya tidak panas. "Nggak panas, kok. Nggak boleh libur, kamu harus turun!" tegas Gilang setelahnya berlalu turun ke bawah meninggalkan Naya di depan pintu.
Sejujurnya Gilang sedikit khawatir dengan Naya. Bayang-bayang Naya dengan traumanya semalam cukup membuat Gilang masih sensitif dan ketakutan. Tapi dokter bilang jika Naya sudah sembuh meskipun harus menjalani terapi sesekali, setidaknya itu tidak membuat Gilang selalu khawatir. Gilang tidak memberikan ijin Naya libur hari ini juga karena Naya sudah banyak tertinggal pelajaran, Gilang takut nilai anaknya itu jatuh dan semakin membebani Naya.
Naya mendengus lalu menutup pintu, bukannya masuk ke kamar mandi Naya malah membawa langkahnya menuju tempat tidur kembali dan menggulung tubuhnya dengan selimut tebalnya.
Malas. Sungguh Naya benar-benar malas hari ini. Kejadian dua hari lalu masih menyita perhatian Naya. Dan selama dua hari itu David semakin berubah dan Adam apalagi.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa semua serumit ini? Apakah...
"Awwww!!" Pekik Naya tiba-tiba ketika meraskan seseorang memukul pantatnya. Naya menyibak selimutnya dan terlihat Bi Ainun dengan wajah cengonya.
"Bibiiiiiiiii!"
"Maaf, Non. Bibi di suruh sama Bapak," lalu setelahnya Bi Ainun keluar kamar dan kembali membuat Naya mendengus kasar.
Naya langsung turun dari ranjangnya dan masuk ke kamar mandi. Tak lupa menutup pintu dengan keras.
🌞🌞🌞
Jam sudah menunjukan 7.15 dan sudah dipastikan Naya akan terlambat nantinya. Tapi gadis itu sama sekali tidak terlihat buru-buru, Naya malah melambatkan jalannya menuju mobil Papanya yang sudah terparkir di luar pagar.
"Naya, ayo cepat!" teriak Papanya dibalik kemudi.
Naya merenggut kesal dan menghentak-hentakkan kakinya menuju mobil Gilang. Namun, sesaat Naya terdiam ketika melihat Adam dengan motor besarnya juga keluar dari halaman rumahnya. Mereka saling pandang namun hanya sementara, lalu setelahnya Adam memutuskan dan langsung melajukan motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Novela Juvenil( C O M P L E T E ) Sendirian Apa yang kamu pikirkan dari kata sendirian? Hidup dengan dibayangi masa lalu Hidup yang di hantui masa kini Dan hidup yang menjadi misteri masa depan. Setiap orang mempunyai waktu untuk sendiri, tapi bagaimana jika sese...