22. Zone

1.9K 102 8
                                    

Aku merasa kecewa dan bahagia secara bersamaan ketika memikirkan kamu.

🌞🌞🌞

    Pagi-pagi Naya sudah bangun dari tidurnya. Gadis itu mengernyit bingung ketika tahu ini bukan kamarnya, melainkan kamar Papanya.

Gadis itu segera turun dari kasur lalu keluar kamar. Berencana kembali ke kamarnya untuk bersiap sekolah sebelum melihat ada tamu yang sedang duduk di dapur bersama dengan Gilang.

"Pagi banget udah ada tamu," batin Naya.

Naya ingin segera berlalu, namun ada yang menarik perhatiannya lagi. Ada seorang wanita cantik meskipun sudah berumur dan seorang laki-laki, dengan seragam sekolah yang cukup ia kenali, dan itu memang seragam sekolah nya. Siapa ...

"David!"

Orang itu menoleh kearah Naya yang tengah terdiam di anak tangga pertama. Benar, itu David.

"Udah bangun, sayang?" ucap Gilang. Tidak menjawab pertanyaan Gilang, Naya langsung bergegas menaiki tangga dengan double. Malu-maluin, astaga. Cewek bangun jam segini!

"Nay!" panggil David ketika melihat Naya dengan cepat berlari ke atas menuju kamarnya. Tentu saja David tidak mengejarnya, dirinya juga tahu Naya malu karena dirinya melihat Naya seperti itu.

🌞🌞🌞

Setelah selesai bersiap, Naya langsung ke bawah dan makan bersama Papa nya juga tamu yang datang sangat pagi itu. Naya duduk di samping David yang sudah cengar-cengir menatapnya membuat Naya jijik setengah hati.

Naya menolehkan kepalanya kearah depan dan bertemu dengan wajah Rani, Mama David. "Hai, sayang," Sapa Rani membuat Naya mengernyit.

Naya mengabaikan sapaan itu, ia lebih melihat kesekelilingnya, ini persis seperti sebuah keluarga yang harmonis seperti angannya selama ini dimana ada Mama nya dan Dion di meja makan ini. Naya tersenyum kecil, sangat kecil namun langsung hilang. Tidak! Dirinya tidak mau menggantikan posisi Mama dan Kakaknya dirumah ini dengan orang lain. Tidak!

"Kenapa?" tanya Gilang.

"Nggak papa, kok." ucap Naya dengan suara bergetar. Ia mengambil selembar roti yang sudah di olesi dengan selai nanas dengan perasaan yang tidak nyaman didalam hati nya. Naya berpikir apa hubungan Papa nya dengan Rani? Kenapa ada disini pagi-pagi buta dan ikut makan disini? Bukan maksud Naya untuk pelit namun hanya itu yang ada dipikirannya sekarang.

"Ini ya, Lang," sambil memberikan amplop coklat kearah Gilang, "Danish nggak bisa ngasih langsung karena harus ke London hari ini."

"Jadi, aku yang ngantarin kesini sekaligus antar David sekolah. Maaf ya kalo kepagian," ucap Rani lagi.

"Makasih, ya" balas Gilang.

Mata Naya melirik amplop itu dan mengangguk-angguk kecil. Paham sudah dirinya kenapa ada Rani disini bersama David. Huuuuhhh

"Kenapa?"

"Eh!" kaget Naya ketika melihat wajah David berada di samping wajah nya. "Kenapa apanya?"

David kembali menjauhkan wajahnya dari wajah Naya. "Kok, tegang gitu mukanya?"

ALONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang