Terima kasih sudah ada di depanku di saat aku sedang terjatuh dan membantuku berdiri.
🌞🌞🌞
Gadis itu terus berjalan membelah koridor yang sedikit ramai. Sesekali ia tersenyum saat orang lain menyapanya. Terlihat ramah.
Tangan kanannya memegang botol minum berisi coklat panas yang mulai mendingin. Tangan kirinya ia biarkan bergerak sesuai gerak tubuhnya.
Tujuan Naya hanya satu, Taman belakang.
Naya mendudukan diri di kursi biasa lalu menarik napas dan mengembuskannya kasar.
Tiba-tiba saja Naya teringat dengan satu sosok yang membuatnya tidak turun kemarin. Arina. Naya mengingatnya. Dan juga ingat rasa sakitnya. Banyak pertanyaan muncul. Kenapa Arina kembali? Kenapa dia muncul lagi? Setelah lama kenapa baru muncul sekarang?
Naya membuang pikiran itu jauh-jauh. Ia membuka tutup botol yang di bawanya tadi lalu menengadahkan kepalanya tegak sambil meminum coklat panasnya.
Naya terdiam. Matanya bertabrakan dengan mata seseorang. Seseorang yang memiliki arti sama seperti Arina namun lain. Naya pun langsung menutup botol itu.
Naya tercekat. Kepalanya pusing. Dunianya serasa berputar, napasnya pun singkat. Naya berdiri bersiap lari namun apa daya dengan kakinya yang lemah. Matanya terus tertuju dengan seorang perempuan dibalik tembok yang juga sedang menatapnya tajam. Lagi-lagi dengan bajunya yang terlihat basah padahal hari ini cerah, dan sebagian rambut menutup wajahnya. Tapi Naya tahu orang itu siapa. Naya tahu. Dia Diana.
"Naya?"
Naya memutar badannya ketika mendengar suara halus menyebutnya. Entah siapa itu tapi itu sangat menyakitkan dada Naya. Napasnya makin sedikit rasanya sakit. Tanpa sadar Naya menangis.
Alina tertegun kala melihat Naya menitikan air mata. Baru saja Alina datang dan Naya sudah menangis.
"Na---"
"Stop!" bukan sebuah bentakan. Namun lirihan kecil. Naya memundurkan tubuhnya menjauh. Pasti mereka, Diana dan Alina bersekongkol untuk menjebaknya disini.
Alina melihat Naya terus memundurkan tubuhnya tanpa melihat di belakang kalau ada lubang kecil.
"Nay aw... as!" terlambat. Naya sudah terjatuh.
Alina ingin mendekat tapi Naya sudah terlihat pucat membuat Alina mengurungkan diri mengikuti pinta Naya tadi.
Naya merasakan sakit di kakinya. Semua tubuhnya terasa sakit. Di hadapannya ada Alina, Naya tahu. Tapi mau Alina ataupun Arina mereka sama-sama berefek besar untuk Naya.
Naya menolehkan lagi kepalanya ke kiri dan masih mendapati Diana di ujung sana menyeringai licik ke arahnya. Cukup sudah. Naya tidak tahan.
Alina mengikuti arah pandang Naya dan akhirnya matanya juga ikut tertahan kala melihat Diana di ujung sana. Alina memekik pelan. Tangannya ia gunakan menutup mulutnya. "Diana?"
![](https://img.wattpad.com/cover/121863334-288-k191607.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Fiksi Remaja( C O M P L E T E ) Sendirian Apa yang kamu pikirkan dari kata sendirian? Hidup dengan dibayangi masa lalu Hidup yang di hantui masa kini Dan hidup yang menjadi misteri masa depan. Setiap orang mempunyai waktu untuk sendiri, tapi bagaimana jika sese...