David menjatuhkan tubuh nya diatas sofa. Lelah. Setelah dihukum dengan kesalaham yang sebenarnya bukan salahnya.
Tadi, Adam dan David dihukum akibat di kira membolos jam pelajaran. Padahal mereka sebenarnya membantu Naya bukan membolos. Tapi kepala sekolah, Pak Bram tidak mau tau urusan mereka dan tetap bersih keras mengatakan mereka sedang membolos.
Dengan berat hati dan terpaksa mereka berdua lari keliling lapangan yang luasnya tidak kira-kira lalu membersihkan dedaunan kering di lapangan di tambah membersihkan gudang di lantai atas.
Tambahan untuk Adam, karena dirinya seorang ketua osis yang mencerminkan tidak baik kepada anak murid lain, maka Ia disuruh membersihkan toilet dari lantai 1 hingga lantai 3.
"Kalo mau tidur ke kamar,"
Mata David terbuka. Menampilkan sesosok Ayahnya yang duduk didepannya sambil menyiapakan laptop dan berkas-berkas untuk di kerjakan.
David membuang muka, lantas bangun mengambil tas nya yang berserakan di lantai lalu pergi kekamarnya.
"Tumben, pulang cepet," batin David.
Biasanya ayah David, Danish, selalu pulang malam. David kesal ayahnya itu tidak punya waktu untuk dirinya dan ibunya. Ia tahu jika ayahnya bekerja demi dirinya tapi David hanya membutuhkan Danish yang selalu ada, bukan yang lain.
Sejak kecil David selalu bersama Rani. Bahkan terkadang, jika Rani ada keperluan diluar kota untuk mengurus cabang toko kue milik Rani itu terpaksa dirinya harus sendirian. Beruntung, sekarang ada Adam satu-satunya yang menjadi temannya dan juga Gilang yang sudah ia anggap sebagai ayahnya. Ayah keduanya maksudnya. Tentu saja David masih mengingat Danish ayah kandungnya. David bukan anak durhaka.
David merebahkan tubuhnya di kasur empuknya itu tanpa mengganti baju seragamnya. David memejamkan matanya berusahan menanggalkan pikirannya.
Belum seberapa ia terhanyut dalam tidurnya, otaknya malah memikirkan Naya, lantas David membuka matanya kembali dan menatap langit-langit kamarnya.
Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Naya. David begitu penasaran.
Pucat, kelihatan bingung, Lalu pingsan. Selalu seperti itu dan Adam juga mengatakan diri Naya terlalu tertutup. Apa yang sedang Naya simpan?
Haruskah ia mencari tau nya?
Tapi tunggu! Kenapa ia jadi begitu peduli dengan Naya?.
🌞🌞🌞
Berbeda dengan David yang uring-uringan. Adam sudah siap untuk terjun kedunia tidur nya.
Kelelahan menjalankan hukuman yang lebih berat dari David membuatnya kesal kepada Pak Bram dan David. Pak Bram yang terlalu berlebihan dan David yang terlalu pemalas untuk membantunya. Jadi, untuk mengusir kesal dan lelah nya lebih baik dirinya memejamkan matanya selama beberapa jam alias tidur.
"Adam?" panggil Langga ketika membuka pintu.
Adam tidak menyahut. Pura-pura sudah tidur.
"Sudah tidur?"
Adam berdecak kesal dalam hati, kenapa Papa nya itu juga mengganggunya, "Sudah."
Langga terkekeh kecil, "Mana ada orang tidur ngomong." Langga duduk di tepi kasur, "Papa boleh minta tolong?"
Adam merenggut. Terus pura-pura tertidur.
"Tolong kerumah Om Gilang. Antar pesanan barang yang Om Gilang titipin sama papa," Pinta Langga. "Mau, nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONE
Fiksi Remaja( C O M P L E T E ) Sendirian Apa yang kamu pikirkan dari kata sendirian? Hidup dengan dibayangi masa lalu Hidup yang di hantui masa kini Dan hidup yang menjadi misteri masa depan. Setiap orang mempunyai waktu untuk sendiri, tapi bagaimana jika sese...