teman terbaik adalah kamu

23 0 0
                                    

Mereka sudah sampai di cafe. Cafe dengan desain sederhana dan pernak-pernik lampu yang menempel menghiasi seluruh cafe itu. Dari lantai dua, mereka bisa melihat seluruh pemandangan kota Jerman. Dareen mengajak Rena untuk makan malam bersama sebelum mengantarkan gadis itu pulang. Dia sendiri yang memilihkan tempat itu.

Rena sedari tadi terus tersenyum. Entah perasaan apa yang dia rasakan sekarang. Dia senang karena Dareen mengajaknya untuk makan malam bersama. Hanya berdua dengan lelaki itu bisa membuatnya sebahagia ini. Dia hanya tidak mau terlalu berharap, takut jika semua ini hanya sementara.

Dareen membangunkan dia dari lamunannya.

"Nat, lo mau makan apa? Makan berat aja ya, soalnya lo kan belum makan dari siang tadi" tanyanya disertai nada yang terlihat panik karena tau bahwa gadisnya itu belum makan apa-apa dari siang tadi.

Rena terus-terusan menatap sekeliling kagum karena keindahan tempat ini "Lo aja Ren yang pilihin. Gw kurang tahu makanan yang enak disini"

Memang baru pertama ini Rena datang ketempat ini, dia saja tidak tahu bahwa ada tempat seindah ini.

Gadis cantik yang diyakininya pelayan cafe itu langsung segera menghampiri meja mereka sambil memberikan buku menu.

"Pesanan anda tuan?" ucap pelayan itu sambil melirik ke arah Dareen dengan tatapan genit.

Dareen tidak menghiraukan tatapan pelayan itu, dan langsung memalingkan wajahnya menatap Rena "saya pesan kartoffelpuffer nya 1, zwiebelringe nya 1"

"Lo mau minum apa Nat?" tanyanya lagi lalu dibalas oleh gadis itu.

"Gw samain aja minumannya kayak lo"

"Hazelnut cookies nya 2" ucapnya lalu menutup buku menu.

"Baik. Saya ulang pesanannya. kartoffepuffer 1, zwiebelringe 1 dan 2 hazelnut cookies. Silahkan ditunggu pesanannya" ucapnya sembari tersenyum kemudian mengambil buku menu dan langsung meninggalkan mereka.

"Tau deh yang ganteng, pelayan tadi aja sampe senyum-senyum genit terus ngeliat lo" goda Rena lalu yang digoda malah memasang muka heran.

Satu alis Dareen terangkat "Emang iya?"

Rena hanya terkekeh melihat kelakuan lelaki itu, bagaimana bisa dia tidak merasakan bahwa pelayan tadi ingin berkenalan dengannya. Sepolos itukah Dareen?

Rena hanya mengeleng kemudian tersenyum.

"Lebih peka dikit dong, jangan serius terus makanya"

Dareen hanya terdiam, dia benar-benar tidak mengerti apa yang dikatakan gadis itu. Kemudian dia mengalihkan pembicaraan ke topik lain.

"Bagus kan Nat pemandangan disini? Gak salah gw ajak lo kemari. Karena gw tahu kalau orang yang lagi sedih pasti seneng diajak ketempat yang kayak begini" tanyanya dengan rasa percaya diri. Padahal dirinya juga sama sekali tidak begitu tahu tentang selera wanita. Hanya sok tahu saja.

"Sok banget si lo Ren. Jangan-jangan lo cenayang ya bisa baca pikiran orang" ucapnya sambil tertawa lebar karena lucu dengan kelakuan Dareen.

"Gak gitu Nat. Tapi serius lo seneng kan sekarang? kalo lo seneng berarti gw berhasil."

Rena heran dengan ucapan Dareen "Berhasil kenapa?"

"Ya berhasil buat lo seneng lah Nat. Emang apa lagi?" jawabnya sambil tersenyum manis.

Ya Ren lo bener. Gw seneng. Seneng banget malah. Gw cuma gabisa ekspresiin aja senengnya depan lo

"Makasih udah bawa gw kesini. Dan makasih uda mau peduli banget sama gw" jawabnya tersipu malu sampai pipinya merah merona.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang