Kita adalah satu

9 1 0
                                    

Sejauh apapun kita melangkah, aku tak perlu khawatir. Karna aku tau kamu selalu bersamaku.

*****

Sudah kesekian kalinya Rena mengonta-ganti acara televisi. Dari kisah percintaan, horror sampai film bertema perang, tetapi yang ditunggu tak kunjung datang.

Rena sedang duduk manis di sofa sembari menunggu kepulangan Sean. Katanya, papanya akan pulang hari ini, nyatanya sudah 3 jam lelaki itu belum kelihatan.

Pikirnya, Sean mungkin tidak jadi pulang. Karna sudah bosan menonton dan juga tidak ada acara yang menarik, akhirnya Rena memutuskan untuk  beranjak ke kamar.

Baru mau melangkahkan kaki, suara dencitan sepatu terdengar di telinga Rena sehingga membuat gadis itu menoleh.

"Papa" teriak Rena kegirangan melihat Sean sudah pulang. Lelaki itu masih mengenakan pakaian kantor. Kelihatannya Sean terlihat lelah.

Sean berjalan mendekati Rena lalu mengusap pucuk kepala anaknya. Rindu sudah hampir seminggu lebih ia tidak bertemu dengan Rena.

"Kenapa sayang? Kangen sama papa yah?" Ucap Sean memeluk Rena. Gadis itu mengangguk.

"Rena kangen papa. Lama banget sih papa pulangnya. Rena udah nunggu papa kurang lebih 3 jam loh" Rena melepaskan pelukannya lalu memasang muka bete. Sean terkekeh melihat Rena, anaknya selalu bersikap manja.

"Anak papa pasti lagi ada maunya deh. Gak biasanya loh kamu kayak gini" Sean tersenyum "Kamu mau apa? Uang dari papa habis atau mau mobil baru?" Tanya Sean dan dibalas gelengan kepala oleh Rena.

"Rena mau papa bujuk mama supaya mau batalin pertunangan Rena sama Rian. Papa tau kan kalau Rena gak cinta sama Rian?" Pinta Rena menatap Sean dengan memasang wajah memelas, membuat Sean mengusap lembut tangannya.

"Papa tau sayang. Papa sudah bilang sama mama kamu, cuma mama kamu terlalu keras kepala buat mendengar ucapan papa. Nanti akan papa coba lagi untuk bicara dengan mama kamu" dan langsung diangguki cepat oleh Rena.

Rena kembali memeluk Sean yang masih berdiri dihadapannya. Dia merasa beruntung memiliki Sean yang masih peduli padanya. Ini yang bikin Rena kagum pada Sean, meski papanya lelah sudah bekerja, tapi jika meyangkut urusan Rena, Sean pasti akan senang hati mendengarkan. Berbeda dengan Emilia yang selalu mementingkan dirinya sendiri.

"Makasih banyak papa. Rena sayang papa" ucap Rena membenamkan wajahnya di pelukan Sean.

Papa gak akan tega jika kamu tau kebenarannya sayang.

*****

Hari ini Rena tidak terpikir untuk bolos menghadiri kelas, apalagi Jessie sejak pagi tadi terus mengiriminya pesan untuk segera datang.

"Lo bawel banget nyepam pesan terus ngeganggu orang tidur aja" decak Rena sebal menatap Jessie disebelahnya. Gadis itu hanya menyungingkan senyum puas membuat Rena menjulurkan lidahnya.

"Gw cuma ingetin biar lo gak lupa kalau ada kelas. Gw cape denger ocehan pak Billy"

Sudahlah, Rena pasrah jika semester ini nilai absennya tidak sesuai harapannya.

Bosan terus mendengar dosennya hanya mengoceh tidak jelas, akhirnya Rena menenggelamkan kepalanya diatas meja. Mau agar kelasnya cepat berakhir. Sudah tidak sabar mau menemui Dareen.

Jessie melihat Rena bermalasan hanya bisa menggeleng. Jujur saja, ia khawatir takut jika nilai Rena akan diberikan C atau terburuknya gadis itu bisa mendapatkan D. Kalau nanti Rena harus mengulang semester, gimana nasib Jessie nanti? Masa harus mencari teman lagi?

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang