Sebelum besok

18 0 0
                                    

"Sudah berapa kali aku bilang Sea, aku tak akan membatalkan pertunangan antara Rena dan Rian, malah aku sudah merencanakan akan mengumumkannya ketika ulang tahun Rena besok" ucap Emilia, masih tetap kekeh dengan pendiriannya. Seakan tak mau ada satu orangpun yang mengagalkan rencananya.

Sean mengeleng, sedikit frustasi karna Emilia begitu susah untuk mengerti "Kau boleh tidak menganggap aku Em, tapi jangan libatkan Rena dalam masalah ini. Rena punya kebebasan untuk memilih siapa yang dia suka, bukan seperti ini caramu untuk menunjukkan sayangmu padanya"

Emilia berdecak sebal, memang apa yang Sean tau tentang hatinya? Ini semua ia lakukan juga demi kebaikan Rena.

"Kau jangan selalu membela Rena,Sea. Jangan terlalu kau manjakan dia, maka dia akan keras kepala sepertiku. Aku akan semakin sulit mengaturnya jika kau seperti ini. Lebih baik kau diam dan liat apa yang akan aku lakukan untuk masa depannya"

Sean yang sedang duduk didepan meja Emilia langsung berdiri. "Lebih baik kau pikirkan bagaimana perasaanmu nanti jika anakmu sendiri membencimu" kemudian pergi meninggalkan Emilia dengan rasa kesal.

Emilia menyandarkan kepalanya di kursi, perdebatannya dengan Sean sangat menguras tenaganya. Anak dan bapak sama-sama susah diatur.

Apa jika aku dengan Jason, dia akan memperlakukanku seperti ini?

*****

Dave mendapatkan info dari anak buahnya jika Rian hari ini berada di cafenya. Sudah hampir setengah jam Dave menunggu di dalam mobil sambil melihat ke arah cafe, dia tidak menemukan keberadaan Rian, apa mungkin informasi dari anak buahnya salah?

Rasa bosan sudah dirasakan oleh Dave, ia terus memukul-mukul setir mobil sambil menunggu Rian. Pokoknya rencananya harus berhasil, agar Rena dan Rian berpisah.

Tak lama dari itu Dave melihat Rian lagi berjalan dan masuk ke dalam cafe. Tak butuh waktu lama Dave segera turun dari mobil untuk segera menemui Rian.

Dave berdiri didepan meja kasir menunggu Rian yang sedang berbicara dengan salah satu pegawainya.

"Lo bener mau tunangan sama Rena?" Suara Dave membuat Rian mendongak, sedikit terkejut melihat siapa yang datang.

Rian melangkah mendekat ke arah Dave "Bener. Kenapa? Setau gw lo gak punya hak buat ngomong apapun karna lo cuma mantan dia"

Emosi Dave sedikit naik mendengar ucapan Rian, lancang sekali cowok itu. Dave mencengkram kerah kemeja Rian "Lo dari SMA cuma benalu diantara kita, lo gak sadar siapa yang lebih Rena pilih dulu? Jangan terlalu tinggi mimpi lo buat dapetin dia, karna lo gak akan pernah bisa" Rian menarik tangan Dave lalu menepis tangannya.

"Dan lo juga harus inget kalau lo cuma mantan, dan mantan gak akan pernah balik jadi pacar. Inget itu" Rian tersenyum mengejek, membuat Dave melayangkan pukulan kewajahnya.

"Kalau sampe lo ngelanjutin pertunangan lo dan Rena, gw pastiin nyawa lo gak bakal selamet" ucap Dave lalu pergi meninggalkan Rian yang lagi memegang sudut bibirnya.

Sampah. Saingan lo bukan gw Dave, tapi Dareen.

*****

Kejadian kemarin membuat Rena terus mengukir senyum di wajahnya, meski kemarin Rian sempat membuat suasana hatinya berantakan. Untung saja ia tidak sengaja bertemu dengan Dareen, ditambah lagi Rena sudah tidak sabar karna besok ia akan berulang tahun.

"Gw mah udah tau Ret kalau si Rena senyum terus kayak gini pasti bau-baunya karna si Dareen" ucap Aile pada Retta sambil mengibas-ngibas rambutnya karna kepanasan.

Retta yang sedang memainkan ponselnya menoleh "Gw uda tau sebelum lo bilang Le, jadi gosip lo udah basi"

Aile dengan cepat mengambil ponsel Retta "Gw mau liat lo chat-an sama siapa, serius banget" Aile membuka pesan Retta cepat dan melihat kalau gadis itu sedang berbalas pesan dengan Richard. Baru membaca setengah, Retta segera mengambil ponselnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang