Kadang dari hal kecil saja kita sudah bisa tau seberapa banyak rasa yang tercipta untuk sebuah cinta-
"Sayang. Hari ini mau temenin aku jemput mama gak?" Ajak Dareen, Hari ini Sonya sudah diperbolehkan pulang. Rena yang diajak langsung menganguk, gadisnya selalu merasa antusias setiap kali diajak bertemu dengan Sonya.
"Tapi aku gak enak.." Rena menunduk, Dareen yang melihatnya langsung menangkup sisi wajah Rena. "Gak enak kenapa?"
"Soalnya selama mama kamu sadar aku belum sempet jenguk, masa pas uda mau pulang aku baru dateng."
"Ya ampun, dikirain kenapa. Gak papa kali Nat, lagian mama aku juga pasti seneng ada kamu."
Bukannya tak sopan jika Rena sekarang datang? Hanya takut jika Sonya berpikir aneh tentangnya. Waktu itu bukannya Rena tidak mau menjenguk, hanya saja waktunya tidak pas.
"Kamu gimana? Bolos kelas lagi?" Tanya Dareen, Rena yang ditanya hanya senyum mengejek. Dareen hanya mengeleng, sudah tidak terhitung jumlah absen gadisnya itu.
"Males, lagian aku mau sama kamu aja. Kalau masalah belajar nanti kan juga masih bisa."
Mendengar ucapan Rena, Dareen langsung mencubit hidung gadisnya itu. "Kamu tuh ya bandel kalau dibilangin. Nanti aku aduin ke dosen kamu, baru tau rasa."
"Jahat banget sih, awas aja kamu nanti aku bales. Liatin aja."
"Bercanda sih. Gitu aja udah ngambek. Liat tuh bibir uda maju berapa cm." Dareen terkekeh melihat bibir Rena. Rena selalu hobi memajukan bibirnya jika Dareen menjahilinya.
"Yauda mending kita jalan sekarang, keburu macet. Kasian mama nanti nunggu lama."
Dareen menarik tangan Rena lalu digengamnya. Mereka berdua berjalan menuju parkiran. Hari ini Rena tidak membawa mobil karna memang Dareen sengaja menjemputnya pagi tadi.
Sepanjang jalan banyak sekali yang berbisik, bahkan ada yang terlalu keras bicara sampai mereka bisa mendengar.
"Eh liat deh, Dareen sama Rena udah balikan tuh. Cepet banget sih."
"Ah gak rela liat Dareen balikan lagi."
"Pasti Rena deh yang minta balikan duluan, biasa cewek kayak gitu mah udah tau."
"Envy banget liat mereka, bener-bener pasangan romantis."
"Paling Rena yang kegenitan ngejar-ngejar Dareen."Dareen yang mendengar ocehan mereka langsung dengan cepat menutup telinga Rena, agar gadis itu tidak mendengar semua gosip yang diangapnya tak penting. Mau segimanapun Dareen menutup telinga Rena, Rena masih tetap bisa mendengar. Bahkan sekarang raut wajah Rena sudah berubah menjadi pucat. Dareen yang melihatnya, langsung menghentikan langkahnya kemudian berbalik menghadap Rena.
"Jangan dengerin kata orang. Kamu ya kamu. Aku gak peduli mereka mau ngomong apa, yang jelas aku cintanya sama kamu." Ucap Dareen mau meyakinkan Rena, tidak mau melihat wajah sedih gadisnya itu. Rena menunduk, tidak menatap Dareen.
"Kenapa nunduk? Kebiasaan." Dareen menarik wajah Rena agar menatapnya. "Liat aku, aku serius jangan dengerin mereka. Cukup aku dan kamu aja yang tau seberapa maunya aku sama kamu."
"Kalau kamu masih gak yakin sama omongan aku, aku bakal buktiin sekarang." Dareen langsung berjalan ke arah orang-orang yang membicarakannya tadi, Rena yang melihat Dareen langsung buru-buru menghampiri cowok itu, tidak mau jika Dareen berbuat yang tidak-tidak.
"Lo semua denger. Gw dan Rena gak pernah putus. Semua yang lo denger tentang gw dan dia cuma gosip murahan. Dan perlu lo semua tau, kalau gw yang ngejar-ngejar Rena, dan gw yang nembak dia duluan. Jadi bukan Rena yang murahan disini. Sekali lagi gw tekenin, gw cinta sama dia. Dan buat lo yang gak suka sama hubungan gw, terlebih lagi sama Rena. Langsung maju kesini. Ngomong langsung depan gw." Teriak Dareen kencang, merasa perlu memberitahu mereka apa yang ia rasakan saat ini. Semua orang yang berjalan di koridor menghentikan langkahnya untuk melihat Dareen. Ada yang merasa kagum, dan ada juga yang tidak suka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
Roman pour AdolescentsBercerita tentang mereka. Kehidupan, percintaan dan keluarga. Tidak semulus harapan mereka. Mereka dua insan yang tanpa sadar dipertemukan oleh takdir, Siapa sangka suatu keadaan mempertemukan mereka? "Tanpa sadar kau membawa bahagia ku yang hilan...