Jauh tanpa jarak

10 1 0
                                    

Dave sedari tadi sibuk melihat sekeliling, berharap Rena muncul. Niatnya datang hanya untuk mendapatkan maaf dari gadis itu. Jika orang bilang karma itu ada, Dave hanya bisa mengiyakan. Karna memang nyatanya saat ini dirinya sedang mendapat karma akibat perbuatannya dulu.

Dave yang tadinya duduk langsung sigap berdiri ketika melihat Rena yang sedang sendiri berjalan menuju arahnya. Tak lupa dia segera mengeluarkan setangkai mawar putih kesukaan Rena dari balik jaketnya.

"Ta. Mungkin kamu udah bosen denger maaf dari mulut aku" ucap Dave pelan menatap Rena yang sudah terkejut dengan kehadirannya. "Aku tau seberapa aku mencoba pasti kamu bakal tetep gak maafin aku. Tapi, kali ini aja Ta aku mohon tolong kasih aku kesempatan" pinta Dave pada Rena. Rena yang mendengar ucapan Dave langsung berjalan cepat tanpa menghiraukan Dave disampingnya.

Dave tidak gentar, dia tetep mengikuti Rena sampai gadis itu tiba di depan mobil miliknya.

"Tolong terima ini Ta sebagai permintaan maaf dari aku" Dave memberi mawar putih pada Rena, gadis itu hanya mengeleng lalu menatap Dave dengan tatapan kesal.

"Udah berapa kali gw bilang jangan pernah munculin diri lo lagi. Kenapa lo gak bisa ngelakuin itu? Kenapa?" ucap Rena dengan nada sedikit tinggi tanpa menatap Dave, lalu membuka pintu mobil. Dengan reflek cepat Dave langsung menahan pintu mobil, tidak ingin Rena masuk.

"Maafin aku dulu. Kenapa susah banget sih Ta buat kasih maaf? Aku tau dulu kita putus bukan dengan cara yang wajar. Tapi itu dulu Ta sebelum aku berubah" Dave yang tadinya berbicara dengan nada pelan langsung meninggikan suaranya. Frustasi karna sikap Rena yang seperti itu.

Rena mengeleng, lalu menyungingkan senyum sinis. Tidak mengerti dengan pola pikir lelaki yang ada dihadapannya saat ini. Gimana bisa segampang itu minta maaf setelah apa yang sudah dia perbuat padanya?

"Perlu lo tau" Rena berbalik menatap Dave yang sudah sedikit emosi. "Minta maaf bukan dari segi omongan aja. Hati lo juga harus ikhlas buat ngucapin kata itu. Kalau lo sendiri gak ikhlas buat ngucapin maaf, ngapain juga lo harus bilang itu depan gw?"

Mendengar ucapan Rena membuat emosi yang dari tadi ia tahan semakin menjadi. Dengan kasar Dave langsung memegang bahu Rena, mau agar gadis didepannya tau jika dia tidak sedang bercanda. Rena yang diperlukan seperti itu hanya bisa memberontak.

"Gak ikhlas? Tau darimana kalau aku gak ikhlas? Jangan simpulin sesuatu kalau kamu sendiri gak tau apa yang aku rasain Ta. Kalau aku mau kasar sama kamu, aku bisa lakuin itu sekarang"

Rena terus memberontak agar Dave melepaskannya. Merasa sakit karna Dave mencengkramnya terlalu kuat. Lelaki itu tetap tidak mau melepaskan.

"Lepasin atau gw teriak sekarang? Liat sendiri kan gimana kelakuan lo? Apa bener minta maaf harus pake kasarin gw dengan cara kayak gini? Dengan sikap lo yang kayak gini bikin gw jadi males buat maafin lo. Lo belum berubah sama sekali Dave" ancam Rena pada Dave.

Memang benar jika sampai kapanpun Dave tidak akan pernah berubah. Itu yang Rena pikirkan saat ini.

"Teriak aja kalau kamu mau. Aku jamin gak ada satupun orang yang akan nolong kamu. Mana pahlawan kamu? Dia juga gak ada disini kan? Jadi aku bebas ngelakuin apapun yang aku mau ke kamu sekarang" balas Dave tak mau kalah. Dia yakin sekali Rena tak akan berani berteriak, karna dia sudah hapal dengan sifat Rena yang terlalu takut untuk meminta pertolongan.

Baru ingin melayangkan satu tamparan di pipi Rena, tangan Dave langsung ditahan oleh Dareen. Dareen tidak sengaja datang kemari karna ingin tau apakah Rena sudah pulang atau belum. Merasa penasaran, dia segera mengecek. Lalu mendapati Dave yang sudah melayangkan tangannya untuk memukul Rena.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang