Karna aku tau cinta butuh pengorbanan dan karna itulah aku tetap mempertahankan kamu meski nyatanya aku gak bisa.
*****
Mata kuliah hari ini membuat Rena pusing tujuh keliling. Bagaimana tidak? Pagi ini Rena terlambat masuk kelas sekitaran 10 menit dari jadwal yang sudah ditetapkan akibat kelalaian Rian. Cowok itu terlambat datang untuk menjemput Rena, alasannya mobilnya mogok pas mau berangkat kerumahnya. Mau tak mau Rena dengan terpaksa masuk ke dalam kelas untuk ikut mata kuliah hari ini dikarenakan absennya sudah terlalu banyak. Rena sedang mengerjakan hukuman yang diberikan dosen Billy padanya. Hukuman yang ia terima sangat menguras kinerja otaknya. Rena disuruh membuat makalah tentang kegiatan ekspor impor dalam dunia ekonomi. Sungguh, ini sangat merepotkan untuknya.
"Makanya kalau ada kelas tuh dateng Re jangan bolos mulu, gak inget apa absen lo udah banyak banget?" Cibir Jessie salah satu teman sebangkunya. Gadis itu memang satu-satunya teman yang akrab dengannya dikelas dibanding yang lain.
Rena mendelik menatap Jessie yang sedang mengerjakan tugas "Baru juga masuk udah disindir aja. Ngegas terus aja non"
Jessie terkekeh. Rena memang selalu seperti itu jika diberi nasihat "Habisnya elo udah tau mau UAS malah absen terus kerjaannya. Kemarin-kemarin gw masih bisa absenin nama elo, sekarang udah gak bisa lagi gara-gara pak Billy udah tau"
Sudah sejak beberapa minggu yang lalu memang Rena menyuruh Jessie untuk mengabsenkan namanya di daftar hadir. Sayangnya hal itu tidak berlangsung lama karna pak Billy yang merupakan dosen sanggar mengetahui jika selama ini Jessie dan Rena bekerja sama untuk membuat kesan seolah-olah Rena hadir padahal tidak.
Untungnya pak Billy tidak menghukum Jessie soalnya gadis itu merupakan anak kesayangannya. Rena sangat iri dengan Jessie.
"Gw tuh lagi gak mood masuk. Lo tau sendiri lah gimana gw"
"Inget Re jadi males boleh. Jadi bego jangan" dan langsung dibalas cubitan pelan di lengan Jessie membuat gadis itu merintih.
"Sakit tau. Parah lo Re gak nyadar kalau nyubit sakit" oceh Jessie pelan. Rena hanya terkekeh.
Tidak sadar kalau ada yang memperhatikan mereka berdua dari depan. Pak Billy menghampiri meja mereka berdua dengan tangan kiri membawa buku.
"Kalian berdua keluar dari kelas saya. Nilai kalian berdua akan saya beri C" ucap pak Billy dengan suara setengah berteriak. Rena dan Jessie terus menunduk menatap buku pelajaran. "Tunggu apa lagi? Sekarang keluar"
Buru-buru mereka berdua segera keluar dari dalam kelas dengan segala kekesalan yang ada terutama Jessie. Gadis itu terus mengurutu membuat Rena pusing.
"Jangan marah-marah terus udah takdir juga kita diusir gini" kata Rena lagi menutup pintu kelas.
"Yeh itu mah mau elo. Gw gini-gini mahasiswi terbaik" ucap Jessie menyombongkan dirinya dan hanya dibalas kekehan oleh Rena.
Baru berjalan sebentar Jessie menepuk bahu Rena. "RE" panggil Jessie sedikit berteriak. "Tuh ada Dareen" lalu menunjuk ke arah gazebo kampus depan fakultas ekonomi.
Mendengar nama Dareen membuat Rena yang lagi membalas pesan Aile buru-buru melihat ke arah gazebo. Kaki Rena mendadak kaku untuk digerakkan walau ia ingin menghampiri cowok itu.
"Kenapa gak lo samperin aja? Mungkin dia mau ngomong sama elo. Gak mungkin juga kan dia kesini kalau gak ada sesuatu?"
"Gw takut"
"Jangan takut Re gw disini liatin lo. Kalau lo diapa-apain sama dia gw yang bakal maju" Jessie lagi berusaha menenangkan Rena yang sedang gugup.
Rena menarik nafas dalam lalu berjalan menuju gazebo untuk menghampiri Dareen. Cowok itu sedang duduk sambil membaca buku dengan satu tangan disandarkan pada sisi bangku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
Teen FictionBercerita tentang mereka. Kehidupan, percintaan dan keluarga. Tidak semulus harapan mereka. Mereka dua insan yang tanpa sadar dipertemukan oleh takdir, Siapa sangka suatu keadaan mempertemukan mereka? "Tanpa sadar kau membawa bahagia ku yang hilan...