Terselesaikan masalah

22 0 0
                                    

Tak perlu cinta yang indah.
Hanya dengan kau bersamaku.
Itu sudah lebih dari indah.

Gadis itu tak pernah menyangka sudah dua hari ini dia dan Dareen tidak saling berbicara. Situasi ini merupakan pukulan telak untuk dirinya. Siapa yang menyangka? Takdir yang mempertemukan dan waktu juga yang memisahkan. Rena menyadari dirinya begitu egois, meminta Dareen untuk lebih memilih mementingkan hubungan dengan dirinya, dibandingkan perasaan takut Dareen untuk tidak menyakitinya.

Kalau saja waktu itu dia tidak bertanya lebih lanjut soal hubungan mereka, pasti semua ini tidak akan terjadi. Rena masih terpaku menatap dirinya yang terlihat berbeda, matanya yang bengkak akibat menangis dan kantung mata yang hitam karena kurang tidur.

Hari ini tidak ada jadwal apapun. Rena hanya harus datang ke cafe karena memang hari ini dia bekerja. Mama dan papanya sudah pergi sejak pagi tadi karena pekerjaan yang mendadak. Mereka sama sekali tidak memberi tahu dirinya bahwa mereka akan pergi. Kecewa, itu yang dirasakannya sekarang ini.

Sekarang Rena sedang dalam perjalanan menuju cafe. Jalanan sangat padat siang itu. Dalam kurun waktu satu jam lebih dia baru sampai. Hari ini dia diantar oleh pak Usman supirnya. Karena mamanya yang meminta pak Usman untuk mengantarnya jika bepergian. Tentu saja Emilia belum mengetahui bahwa dirinya bekerja di cafe. Sebisa mungkin dia berusaha menutupi agar mamanya tidak tahu.

Langkah kaki Rena dihentikan oleh suara berat lelaki. Rian memanggilnya ketika ingin masuk ke dalam cafe. Baru ingin mendorong pintu. "Re, kenapa telat? Bukan janjinya masuk jam 12?" tanyanya sambil mendorong pintu lalu masuk dan diikuti olehnya.

Rena menundukan kepala meminta maaf. Merasa tak enak karena sudah telat "Telat Yan. Sorry yah. Kesiangan bangun.

Rian hanya mengelengkan kepala "Lain kali kalau telat bilang Re. Jadi gw gak perlu nungguin lo." ucapnya lalu pergi.

Kenapa sih? Aneh banget semua orang hari ini.

Rena langsung memutar bola matanya malas. Dan segera menuju ruang loker untuk menganti baju dengan seragam kerjanya. Setelah selesai berganti, dia mengeluarkan ponselnya di tas, seraya ingin mengecek pesan yang masuk. Dia menghela napas panjang dan memasukkan ponselnya kembali.

Gak ada satupun pesan atau miscall dari lo. Apa lo udah lupa sama gw Ren?

*****

Kegiatan Dareen di kampus seminggu ini hanya mengerjakan projek lukisannya yang belum selesai. Sampai saat ini dirinya belum menemukan ide apa yang akan menjadi objek lukisannya nanti. Sementara itu deadline tinggal beberapa hari lagi.

Hari ini dia sedang dirumah sakit menunggu mamanya. Kemarin Sonya dilarikan ke rumah sakit akibat benturan keras di kepalanya. Jason papanya sama sekali tidak menjenguk atau menanyakan kabar mamanya. Dareen semakin murka dengan kelakuan Jason. Semakin lama apa yang Jason lakukan ke mamanya itu sudah keterlaluan. Bagaimana tidak? Akibat pertengkaran mereka kemarin akhirnya Sonya harus dilarikan kerumah sakit.

*Flashback On*

Kemarin Jason pulang larut malam, sementara itu Sonya tertidur di sofa ruang tamu untuk menunggu suaminya pulang. Ketika Jason pulang, Sonya terbangun akibat suara yang terdengar kencang di telinganya. Sonya tersentak kaget mendapatkan Jason yang pulang dalam keadaan mabuk berat dan hampir tidak sadarkan diri. Jason membanting vas bunga di depan sonya ketika dirinya hendak berjalan menghampiri suaminya. Jason marah karena Sonya tertidur bukan menunggu dia pulang. Saat sonya ingin menjelaskan alasan mengapa dirinya tertidur, tiba-tiba Jason langsung mendorong tubuh Sonya. Sehingga dia terjatuh dan kepalanya langsung membentur tangga. Jason langsung meninggalkan Sonya yang sudah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Kepalanya mengeluarkan darah. Untung saja saat itu pembantu dirumahnya belum tertidur dan langsung membangunkan Dareen dari tidurnya.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang