Akhirnya?

12 2 0
                                    

"Maaf, aku gak bisa. Aku tau ini egois Nat untuk kamu. Tapi aku mohon, tolong hargain keputusan aku." ucap Dareen serius menatap Rena, dia melihat Rena sekuat tenaga sedang menahan air matanya agar tidak jatuh. Rasanya hatinya sakit namun Dareen berusaha agar tidak menunjukkannya depan Rena.

"Aku pergi dulu, taksinya uda dateng. Tolong janji 1 hal sebelum aku pergi, aku mau kamu terus bahagia Nat. Lanjutin hidup kamu, terus senyum walau sesakit apapun itu." ucapnya lagi lalu Dareen langsung masuk kedalam taksi tanpa berpamitan pada Rena, Rena yang melihat Dareen sudah pergi hanya bisa terdiam sambil menunduk.

"Harusnya aku cukup sadar En kalau semua gak akan seperti semula. Kamu dan aku belum ditakdirkan bersama. Mungkin suatu saat kalau memang kita berjodoh, hati kamu pasti akan kembali lagi ke pemiliknya."

Rena sama sekali tidak menyangka dengan keputusan Dareen. Mungkin memang Dareen masih memiliki alasan lain selain ucapannya tadi. Rena yang awalnya tidak menerima hanya bisa pasrah. Karna mau bagaimanapun juga hati yang dipaksa gak akan baik. Sama seperti Dareen, walaupun dia memaksa cowok itu untuk terus bersamanya, buat apa kalau akhirnya Dareen juga yang akan tersiksa.

Rena berniat untuk kembali ke cafe, sepanjang ia berjalan Rena terus menghapus airmatanya. Tidak mau jika mereka semua melihat dirinya dengan mata yang sudah sembab.

Retta dari jauh mendapati Rena yang sedang berjalan menuju kemari. Gadis itu memiliki firasat bahwa Rena dan Dareen belum berbaikan. Buktinya wajah Rena sudah terlihat pucat masam. Buru-buru Retta langsung menghampiri Rena yang hendak mendorong pintu untuk masuk.

"Lo abis nangis ya Re? Kenapa mata lo sembab gitu?" ucap Retta sambil memegang bahu Rena.

Rena dengan cepat langsung menarik Retta dalam pelukannya, "Dareen Ret, dia gak mau kasih gw kesempatan. Gw gak tau harus ngapain lagi Ret, gw sedih gw kacau sekarang."

Retta yang dipeluk Rena hanya bisa mengusap punggung gadis itu, berharap agar kesedihannya bisa berkurang sedikit. Retta memang tidak paham bagaimana rasanya ditinggalkan, tapi dengan melihat Rena yang seperti sekarang dia akhirnya paham kalau rasanya pasti sakit.

"Lo yang sabar ya Re. Jangan sedih kayak gini terus. Kita semua gak mau elo sedih. Pokoknya lo harus kuat gimanapun caranya."

"Gim..ana gw bisa kuat Rett kalau rasanya aja sa..kit kayak gini. Jujur gw gak sanggup." Rena terisak, mau dia berhenti untuk menangis tetap saja airmatanya terus keluar.

Retta melepaskan pelukannya lalu mengajak Rena untuk duduk agar gadis itu bisa sedikit tenang. Aile dan yang lain merasa kasihan melihat Rena. Mereka semua hanya diam, tidak ada satupun yang mengajukan pertanyaan pada gadis itu. Karna saat ini yang mereka tau bahwa Rena sedang butuh ketenangan.

*****

Jason belakangan ini menyibukkan dirinya di kantor. Entah untuk menyelesaikan pekerjaan atau apapun itu. Rasanya dia malas untuk kembali ke rumah. Jason tau pasti saat ini Dareen sangat marah padanya karna dia yang sudah membuat Sonya masuk ke dalam rumah sakit sampai koma. Sesungguhnya Jason tidak berniat untuk menyakiti Sonya waktu itu. Dia hanya ingin Sonya bersedia untuk menerima Emilia menjadi istri kedua Jason. Sonya pada saat itu menolak, tidak terima jika Jason harus menikah lagi. Siapa istri yang mau untuk diduakan?

Jason juga sudah berkali-kali menghubungi Emilia, hasilnya nihil. Wanita itu sama sekali tidak menjawab panggilannya. Dia mendapatkan nomor Emilia dari anak buahnya. Waktu itu Emilia sempat mengangkat, setelah Jason berbicara Emilia langsung menutup cepat panggilannya. Sampai sekarang dirinya bingung, kesalahan apa yang dia buat sampai Emilia bisa sebenci itu padanya?,

James kemarin datang ke kantor Jason, meminta pertanggung jawaban atas apa yang sudah dia lakukan pada Sonya. James juga mengancam akan membawa Dareen dan akan melaporkan Jason ke pihak polisi atas tuduhan kekerasan dalam rumah tangga. James sempat adu mulut dengannya, merasa tak mau kalah. Jason dengan cepat langsung mengusir lelaki itu untuk pergi, tidak mau terlalu lama mendengar ocehan James.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang