Semuanya tanpa kamu

16 1 5
                                    

"Kenapa muka lo kusut banget Ren? Jangan bilang." Dareen langsung menganguk mengiyakan ucapan Erick. Sudah tau apa yang akan dibicarakan oleh Erick. Pasti tentang Rena.

"Lagi? Gak cape apa lo pada ribut terus? Gw aja yang liat udah gerah" tanya Erick sambil menyodorkan segelas bir pada Dareen.

Dareen dengan cepat meneguk segelas bir yang diberikan Erick. Sudah tidak tau berapa gelas yang dia minum. Pikirannya terus saja terfokus pada Rena. Ingin tau apakah gadis itu baik-baik saja tanpanya? Atau sebaliknya?..

Malam ini Dareen dan ketiga sahabatnya sedang berada di club. Kemarin Erick mengajak dirinya untuk ikut bergabung bersama mereka. Katanya tujuan mereka pergi ke club karna ingin menenangkan Richard yang lagi galau. Cowok itu sedang bertengkar dengan Retta entah karna masalah apa, Dareen kurang paham.

"Kayaknya bulan ini, bulannya orang lagi patah hati" ujar Richard sudah setengah sadar. "Sampe kapan lo ngerti Ret kalau gw cinta sama lo" teriaknya kencang membuat Erick membelalakan matanya.

"Sadar bego" Erick menampar pipi Richard. "Retta gak ada disini. Mabok ganja kayaknya ni orang" ucap Erick yang sudah malu karna semua mata sedang tertuju pada Richard yang kebetulan satu meja dengannya.

"Itulah cewek. Kalau gak mau ribet mending gak usah berurusan" sahut Dareen dan tidak ditanggapi Richard. Cowok itu sudah terkapar di atas meja.

"Gak seru si Richard. Masa cepet banget K.O nya" cibir Erick melirik Dareen yang terus menatap gelas yang berisi alkohol tanpa meminumnya. "Minum Ren. Jangan diliatin terus. Gak bakal ilang isi gelasnya"

"Menurut lo apa Rena sedih mutusin gw?" Dareen bertanya pada Erick sembari memainkan gelas disela jemarinya.

"Pasti sedih. Secara Rena yang selalu ngejar-ngejar lo ketika lo putusin dia. Kalau emang dia gak sedih pasti ada alesan"

"Apa mungkin dia udah ada rasa ke Rian, Makanya dia begitu?"

Satu alis Erick terangkat ketika menatap Dareen "Rian?"

Siapa Rian? Bukannya cowok yang menganggu Rena adalah Dave?

"Cowok yang dijodohin sama Rena. Dia abangnya Retta" jawabnya datar. Agak malas membahas masalah perjodohan Rena dan Rian.

Karna merasa kaget dan tidak percaya, Erick menarik dirinya mendekati Dareen "Kenapa gak bilang? Gila ya lo. Ini masalah serius. Gimana kalau Rena nerima perjodohan itu? Bisa-bisa lo gak bakal ketemu dia lagi Ren"

Erick memang benar. Bagaimana jika Rena menerima? Dareen tentu saja tidak akan pernah ikhlas. Dia sendiri juga bingung kenapa masalah selalu datang kepadanya tanpa henti? Dengan cepat dia kembali meneguk alkoholnya tanpa peduli tatapan Erick padanya. Cowok itu melarangnya minum karna takut jika dirinya tumbang seperti Richard.

Dareen melihat Erick dengan tatapan setengah bingung. Muka cowok itu pucat seperti orang yang baru melihat hantu. Karna penasaran akhirnya Dareen menoleh untuk mengetahui apa yang Erick lihat.
Sangat mengejutkan, pantas saja Erick seperti orang kebingungan. Ternyata Aile, Retta juga datang kemari. Dan betapa dikejutkan lagi dirinya dengan kehadiran Rena dibelakang mereka. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan memakai short dress bewarna peach dengan rambut panjang terurai dan tak lupa sedikit hiasan make up di wajahnya yang membuat pointnya bertambah.

Mereka berdua memang tidak izin terlebih dulu pada Aile dan Retta jika ingin datang kemari. Dan untuk Dareen, tidak perlu izin segala. Toh juga Rena dan dia tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. Jadi tidak perlu ketakutan seperti Erick saat ini.

Erick sedari tadi membangunkan Richard yang terkapar di atas meja. Percuma, cowok itu tak kunjung bangun. Akhirnya Erick menyerah dan berpamitan pada Dareen untuk sembunyi agar Aile tidak menemukannya. Baru ingin melangkahkan kaki, Aile menepuk bahu Erick setengah kencang membuat cowok itu menoleh.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang