Tetap disini

21 0 0
                                    

"Lo tau? Gw benci dan gak berharap bakal ngeliat muka lo lagi. Seharusnya lo masih nekem disana!" ucapnya penuh emosi pada Dave yang masih tersungkur lemas tak berdaya.

Dave hanya menyungingkan senyum licik.

"Jadi dia yang uda buat kamu jadi berubah gini? Liat aja apa yang bakal aku lakuin buat bales dia nanti? Mending kamu tunggu aja apa yang bakal terjadi!"

Tenggorokan Rena tercekat merasa tak mau sesuatu terjadi pada Dareen "Kalau lo berani nyentuh atau nyakitin dia. Gw gak akan segan Dave buat bales lo lebih kejam dari yang pernah gw lakuin ke lo" sahutnya menatap Dave tajam.

"Emangnya kamu bisa ngelakuin apa Ta? Gak ada yang bisa kamu lakuin. Kamu lupa siapa aku? Aku punya semuanya yang aku mau termasuk kamu"

Rena langsung meninggalkan Dave. Tidak peduli dengan ancaman lelaki itu. Sekarang yang lebih penting bagaimana caranya dia berbicara untuk menjelaskan semuanya pada Dareen?

Segampang itu Dareen mengucapkan kata putus? Apa dia tidak memikirkan bagaimana di posisinya? Memang ini salahnya karena tidak bisa mengelak saat Dave menciumnya. Mau bagaimana juga tenaga lelaki itu lebih kuat dari dirinya.

"Re. Lo bae-bae aja? Tadi gw denger anak-anak pada ribut. Katanya lo lagi dijahatin sama orang" tanya Aile yang sudah panik.

Rena langsung memeluk Aile, menangis dalam pelukannya "Le. Gw takut. Dave dateng Le, dia kasarin gw" dengan cepat Aile melepas pelukan mereka.

"Serius Re? Kok bisa? Dareen gimana? Dia tadi minta solusi gw loh buat bikin lo maafin dia"

Saat mendengar ucapan Aile. Rena tidak mengedipkan matanya. Dirinya kaget. "Serius?! Dareen liat gw sama Dave. Dave maksa cium gw, pas dia cium gw Dareen langsung liat. Gw bingung, harus gmana?"

"Gila ya emang tuh laki! Kenapa sih dia harus keluar cepet banget?!" decak Aile sebal tidak terima temannya harus mendapat perlakuan seperti itu.

Rena hanya mengeleng. Dirinya sendiri tak tahu mengapa Dave bisa secepat itu keluar dari panti rehab. Padahal dulu pihak kepolisian sudah memvonis bahwa lelaki itu baru bisa keluar setelah 5tahun.

"Tapi gw gak begitu heran sih. Lo tau lah secara Dave itu siapa? Duit dia kan banyak. Bisa aja dia nyogok pihak polisi dan panti" lanjutnya. Rena hanya terdiam mendengar ucapannya. Kemungkinan memang benar jika Dave menyogok mereka. Saat ini yang dia takutkan jika sesuatu terjadi dengan Dareen.

"LEE!" sambil menguncang tubuhnya "Dave ngancem kalau dia bakal berbuat sesuatu sama Dareen. Menurut lo gmana?"

"Mending lo ngomong sama Dareen langsung Re. Kasih tau dia"

Rena lagi-lagi mengeleng "Gimana bisa kasih tau orang dia aja benci sama gw. Dia langsung mutusin hubungan sama gw tadi pas dia ngelihat semuanya. Jadi gmana Lee? Gw bener-bener kayak orang tolol sekarang."

"Sabar Re. Nanti gw coba ngomong sama dia deh. Semoga aja dia mau dengerin gw" Rena hanya mengangguk pelan. Semoga saja lelakinya itu mau mendengarkan.

*****

Saat ini Dareen sedang bermain basket. Pikirannya terus melayang saat kejadian tadi. Dimana dia melihat Rena berciuman dengan lelaki yang dia yakin Dave. Saat melihat wajah lelaki tadi, dia tahu bahwa lelaki itu adalah lelaki yang sama seperti di foto Rena.

"Bodoh lo. Bodoh! Mau aja dibegoin sama cewek. Bego lo Ren" Dia terus bergumam sambil memantulkan bola ke ring. Tidak peduli langit yang sudah mendung. Tak lama hujan menguyur. Membasahi dirinya. Dia tetap bermain tanpa memikirkan dirinya yang sudah basah kuyup.

Katakan dirinya bodoh hanya karena mencintai Rena. Memang cinta itu akan terlihat bodoh saat ngeliat orang yang kita cinta bersama yang lain.

Dia membaringkan dirinya di tengah lapangan ditemani dengan hujan yang semakin deras. Berteriak kencang tidak peduli banyak mata yang menatap dirinya.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang