Kalau sakitnya karna kamu. Aku rela.
Sesakit apapun aku gak peduli.
Karna aku tau.
Obat dari sakitnya itu kamu.*****
Tak mungkin membatalkan semua yang sudah dipersiapkan. Tentunya Rena harus memikirkan posisi Emilia yang harus menanggung malu nantinya jika dirinya tidak menghadiri acara malam ini. Meski Rena membenci mamanya, dia juga tak akan mungkin tega kalau Emilia nantinya dipermalukan. Lebih baik ia menyerah dan menurut dengan perkataan wanita itu.
"Turun Re. Keluarga Rian udah pada dibawah lagi pada nunggu kamu. Ada Retta juga" Emilia memanggil Rena lembut membuat Rena seketika menoleh. Sudah cukup lama Rena duduk di depan meja rias.
Rena menurut dan langsung bergegas turun ke bawah ditemani oleh Emilia disebelahnya. Emilia terus mengomentari cara berpakaian dan make up Rena. Kata Emilia dirinya kurang sempurna malam ini. Tadinya mamanya mau mendadani Rena, sayangnya Rena menolak. Lagian buat apa tampil sempurna? Toh ini juga bukan acara yang sangat Rena harapkan.
Sekarang mereka berdua sudah berada di ruang makan keluarga. Keluarga Rian terutama mamanya Sofia sangat antusias dengan kedatangan Rena. Buktinya ketika Rena baru saja datang, wanita itu buru-buru bangkit dari kursi lalu menghampiri Rena dan langsung mencium kedua pipinya. Rena merasa tak enak karna keluarga Rian begitu menyambutnya. Gimana kalau mereka tau jika dirinya tidak menyetujui pertunangan ini?
"Kamu cantik banget Re malem ini. Tante sampe pangling tadi ngeliat kamu. Gak salah Rian milih kamu" Puji Sofia yang duduk disamping Rena. Rena yang dipuji hanya membalas menyungingkan senyumnya.
"Kamu bisa aja Sof. Lagian Rena yang beruntung dapetin Rian. Aku sih sebagai mamanya setuju banget punya menantu seperti Rian" ujar Emilia sambil menepuk pelan bahu Rian.
Rian terkekeh "Tante emang paling bisa kalau urusan muji orang"
"Emang acaranya mau diadain kapan ma?" Sahut Retta yang penasaran. Pasalnya Rena terus menunjukkan senyum terpaksa dan Retta sadar akan hal itu.
"Nanti dulu sayang" balas Sofia mengusap lengan Retta "Kan tujuan diadain acara ini supaya kita selaku keluarga abang kamu bisa bicarain kelanjutannya"
Dari tadi Rena terus memperhatikan percakapan mereka. Disamping itu Rena dan Retta sedang bertukar pesan lewat ponsel. Retta mengirimi pesan duluan padanya, menanyakan apakah dirinya sudah siap menerima pertunangan ini? Tentu saja kebohongan yang Rena ketik di pesan mengatakan bahwa dirinya siap padahal kenyataannya tidak. Dia hanya tak mau membuat Retta sedih jika tau ia menolak Rian.
Acara makan malam sedang berlangsung. Sofia mama Rian mengambilkan makanan untuk Rena. Beliau menuangkan nasi dan berbagai macam makanan di piring Rena. Bagaimana bisa menolak jika Sofia saja berlaku baik padanya seperti sekarang?
Rena cuma bisa memasang ekspresi wajah bahagia yang dibuat-buat. Sungguh, dia tidak bisa merasa bahagia dengan Rian. Bukan karna Rian tidak baik baginya. Tapi memang hati Rena sepenuhnya masih dimiliki oleh Dareen si cowok aneh.
Sofia mengusap lengan Rena seketika membangunkan Rena dari lamunannya "Kamu kenapa sayang? Jangan ngelamun gitu. Memangnya kamu gak seneng dengan acara pertunangan ini?"
Rena mengeleng lalu tersenyum "Rena seneng kok tan mungkin Rena cuma lagi gak enak badan aja"
Kebohongan apa lagi lo Re? Terus aja akting siapa tau lo bisa jadi artis hebat.
Nice. Untungnya orang tua Rian, baik tante Sofia ataupun om Kenny tidak curiga padanya. Lain hal dengan Retta, gadis itu kini sedang menatapnya tajam, seperti tau kalau Rena sedang bersandiwara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
Teen FictionBercerita tentang mereka. Kehidupan, percintaan dan keluarga. Tidak semulus harapan mereka. Mereka dua insan yang tanpa sadar dipertemukan oleh takdir, Siapa sangka suatu keadaan mempertemukan mereka? "Tanpa sadar kau membawa bahagia ku yang hilan...