Terik matahari yang menyilaukan itu membangunkan Rena dari tidurnya. Dengan setengah mata yang masi terpejam dia menoleh kesamping mendapati Dareen yang masih tertidur pulas. Degup jantungnya semakin cepat, wajahnya kini sudah mulai merah padam, dia mengigit bibir bawahnya karena merasa gugup dengan posisi tangan Dareen yang melingkar di pinggangnya. Lelakinya itu memeluk dirinya semalaman, apalagi ditambah Dareen tidak mengenakan bajunya saat tidur. Pantas saja tidurnya merasa nyenyak.
Rena hanya senyum-senyum sendiri melihat wajah Dareen yang masih tertidur. Sesekali dia mengesekkan hidungnya ke pipi lelaki itu. Menurutnya Dareen sangat sexy karena memiliki bulu-bulu halus disekitar rahangnya yang membuat ketampanan lelaki itu meningkat. Rena sedang asik dengan dunianya sendiri karena merasa puas melakukan keisengan pada tubuh lelaki tampan itu.
Rena menangkup pipi Dareen dengan kedua tangannya seraya untuk membangunkan lelaki itu. Kemudian dia mendekatkan wajahnya ke telinga lelakinya.
"Kamu kebo banget sih? Udah siang nih, mau sampai kapan kamu tidur terus?" Ucap Rena sambil tersenyum sembari menyisir rambut Dareen lembut dengan jarinya.
Dareen hanya membuka matanya sebentar lalu memejamkannya lagi. Rena hanya tersenyum lucu melihat kelakuan Dareen. Karena menurutnya mungkin Dareen lupa bahwa dia sedang berada di rumahnya atau lebih tepat berada dikamarnya.
"Oh yauda kalau kamu gak mau bangun, aku pergi sama Rian dulu deh." Cibir Rena menatap Dareen sambil menahan tawa.
Dareen langsung segera bangun dan melempar selimut sembarang. Kedua matanya sudah terbuka tanpa dia sadari, karena kaget mendengar ucapan Rena yang akan pergi bersama Rian. Dareen langsung membalikkan badannya menghadap Rena.
"Bener kamu mau pergi sama Rian? tanya Dareen menatap Rena dengan wajah datar.
"Iya aku mau pergi sama Rian, abisnya kamu lama bangunnya." lirih Rena sambil memutar bola matanya.
"Sekarang kan aku udah bangun, kenapa gak minta aku aja sih buat nganterin?" ucap Dareen frustasi sambil mengacak rambutnya.
Rena langsung mencubit hidung Dareen, merasa lucu dengan kelakuan lelaki itu. Bagaimana bisa hanya mendengar kata Rian bisa membuat dia langsung bangun dari tidurnya?
"Ber-can-da sayang." kata Rena sambil mengeja ucapannya. "Puas banget aku ngerjain kamu, lucu banget." tawa Rena pecah karena melihat wajah Dareen yang sudah berubah masam.
Cowok itu memutar bola matanya heran melihat Rena yang sudah berpakaian rapi dibalut kemeja putih, celana pendek navy serta rambut yang digerai membuatnya terlihat cantik.
"kok uda rapi, mau kemana?" tanya Dareen penasaran.
Rena menyungingkan senyum, melihat cowok itu penasaran akan dirinya membuatnya gemas.
"Aku?" sambil menunjuk diri sendiri. Seketika Dareen langsung menoleh menatap sekelilingnya dikarenakan cowok itu bingung, memang dengan siapa lagi dirinya bertanya?
Dareen mengeryitkan keningnya "Emangnya disini ada orang lain lagi selain kamu?"
Rena menggeleng cepat "Aku kan tadi uda bilang kalau aku mau pergi, kamunya aja tuh tidurnya kelamaan. Padahal uda aku bangunin terus masih aja gak bangun, dasar kebo." cibir Rena sambil menjulurkan lidahnya.
Dareen dengan cepat langsung mendekatkan dirinya ke gadisnya itu, dia hanya tidak ingin Rena benar-benar pergi bersama Rian.
"Kamu beneran mau pergi sama Rian?" tanya Dareen sambil mengigit bibirnya karena takut nantinya dengan jawaban Rena.
Rena hanya mengulum senyum menatap wajah Dareen yang sekarang sudah mendadak masam, ada kesedihan dimata lelakinya itu.
"Iya aku mau pergi" jawab Rena cepat lalu menjeda ucapannya sebentar sambil menarik lembut tangan Dareen, melihat lelakinya itu sudah mengepal kuat kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
Teen FictionBercerita tentang mereka. Kehidupan, percintaan dan keluarga. Tidak semulus harapan mereka. Mereka dua insan yang tanpa sadar dipertemukan oleh takdir, Siapa sangka suatu keadaan mempertemukan mereka? "Tanpa sadar kau membawa bahagia ku yang hilan...