Rasa rindu pada seseorang karena terpisah akan jarak bukan sesuatu yang bisa kita anggap spele. Buktinya saat ini Rena merasakan saat dimana ia rindu ketika bersama Dareen. Bayangkan baru 3 hari tidak bertegur sapa rasanya sudah seperti jutaan waktu yang terhempas. Memang terdengar lebay, tapi seperti itu keadaannya.
Rena memang sering menjumpai Dareen di kampus. Tapi sayangnya cowok itu tidak menghiraukan keberadaannya..
Kemarin saat mereka tidak sengaja berpapasan. Dareen dengan cepat membuang pandangannya pada saat Rena menatapnya. Itu sudah ketiga kalinya Dareen melakukan itu padanya.
"Ree kantin yuk. Ngapain duduk disini sendiri? Kayak gak punya temen aja" sapa Aile yang baru keluar menghadiri kelas. Rena yang dipangil mendongak sebentar lalu memalingkan pandangannya lurus.
"Gak kok.. Lagi gak enak badan aja, lo sendiri ngapain disini?"
Aile mengulurkan tangannya memegang kening Rena. "Tapi kok gak panas Re?"
Gimana mau panas karna yang panas bukan badannya, melainkan hatinya.
"Gw kesini karna liat lo disini. Udah mending ke kantin aja ngumpul bareng yang lain" Aile menarik tangan Rena untuk ikut ke kantin bersamanya. Rena tadinya mau menolak, karna melihat Aile yang antusias mengajaknya akhirnya dia hanya pasrah menurut.
Area kantin ramai seperti biasanya. Di meja yang diduduki Retta sudah penuh dengan kumpulan sahabat Dareen. Awalnya Rena biasa saja melihat mereka. Yang membuat dirinya terkejut ketika mendapati Dareen sedang duduk disana.
Rena dan Aile berjalan menghampiri mereka yang sedang asik ngobrol.
"Sini duduk. Lama banget kamu" Erick menyuruh Aile duduk di kursi sebelahnya. Memang sengaja kursi itu disiapkan olehnya khusus untuk Aile.
"Duduk Re. Kenapa berdiri aja? Gak cape lo?" Sahut Retta cepat.
Rena bingung, semua kursi dan meja sudah terisi penuh. Tersisa satu bangku lagi, hanya saja bangku itu berada disamping Dareen. Mana mungkin dia duduk disebelah cowok itu? Pasti Dareen akan lekas pindah dari duduknya jika tau dirinya duduk disitu.
Tak mau berlama lagi Rena akhirnya memutuskan untuk duduk disamping Dareen. Cowok itu menoleh sebentar ke arahnya lalu memalingkan pandangannya lagi kedepan. Canggung yang Rena rasakan sekarang.
Retta merasakan hal aneh saat melihat Rena dan Dareen seperti tidak saling mengenal. Dan hal itu juga dirasakan oleh Aile dan juga Erick. Mereka hanya beradu pandang karna tidak ada satupun dari mereka yang berani menanyakan.
Aile memberi Rena segelas jus jeruk. Baru ingin mengambil, tiba-tiba tangannya mendadak licin sehingga membuat gelas itu jatuh mengenai baju Dareen. Dengan reflek cepat Rena segera mengeluarkan sapu tangan dari dalam tasnya untuk membersihkan tumpahan jus di baju Dareen.
"Maaf gak sengaja. Aku bersihin bentar, jangan gerak" ucap Rena yang terlihat sibuk mengusap baju Dareen dengan sapu tangannya. Tanpa ia sadari wajahnya sudah sangat dekat dengan wajah Dareen. Degupan jantungnya tak terasa semakin cepat walau sudah mengenal cowok itu lama.
"Udah gak usah, gw bisa sendiri" Suara datar Dareen mengema di telinga Rena.
"Sebenci itu kamu sama aku En sampai kamu gak mangil aku dengan sebutan aku kamu lagi"
Dareen menepis tangan Rena agar tidak menyentuhnya. Rena yang diperlakukan seperti itu hanya diam dan menunduk.
"Sekali lagi maaf" gumam Rena pelan masih menundukan kepalanya.
"Sayangnya maaf gak bisa ngapus rasa sakit. Kalaupun bisa, pastinya gak bakal sama lagi" jawab Dareen cepat lalu tersenyum sinis.
Aile yang melihat Rena lagi berusaha menahan tangis langsung mengusap pelan bahu gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Story
Teen FictionBercerita tentang mereka. Kehidupan, percintaan dan keluarga. Tidak semulus harapan mereka. Mereka dua insan yang tanpa sadar dipertemukan oleh takdir, Siapa sangka suatu keadaan mempertemukan mereka? "Tanpa sadar kau membawa bahagia ku yang hilan...