Mendadak berubah

23 0 0
                                    

"Ke kampus gak yah? Pergi, enggak, pergi, enggak, pergi, enggak. Enggak?" Sekarang dia sedang bimbang antara ingin pergi atau tidak. Sebenernya tidak ada hal yang penting. Paling juga dia hanya akan disuruh mengerjakan lukisannya yang belum selesai oleh Mr.Sulivan.

Dareen sudah memutuskan, dia tidak akan kekampus hari ini. Sedari tadi dirinya sudah memikirkan alasan, jika nanti mamanya bertanya apakah hari ini dia kuliah? Dengan rambut yang masih meneteskan air, dia segera mengenakan sweeter panjang bewarna abu, celana jeans levis, tidak lupa dengan topi snapback.

Dia sedang menatap dirinya didepan kaca "Oke. Udah ganteng dan uda rapi. Cabut dulu kerumah Nata" gumamnya dengan senyuman lebar di wajahnya. Dia segera turun kebawah untuk melihat keadaan mamanya sebelum pergi.

Sonya sedang duduk diruang tamu sembari menonton televisi. Dengan senyuman yang masih menghiasi wajahnya dia menghampiri Sonya.

"Ma, Dareen pergi dulu. Mama gak papa kan Dareen tinggal dirumah sendiri? Kemungkinan Dareen balik agak malam tapi Dareen usahakan pulang secepatnya" ucapnya lembut lalu mengecup pipi Sonya. Dan dibalas oleh Sonya.

Sonya menoleh anaknya, mengusap lembut pipinya "Emangnya hari ini kamu gak kuliah sayang?"

Dia berusaha menahan gugup karena harus berbohong "Gak kok ma. Dareen hari ini gak ada kelas. Sekarang Dareen mau pergi sama temen"

Sonya menatap anaknya penuh menyidik, tidak percaya bahwa anaknya akan pergi bersama temannya. "Siapa temen kamu? Tumben. Gak mungkin Richard, Erick dan Mickey kan? Pasti gadis yang waktu itu kamu ceritain ke mama" Godanya sambil menoel pipi Dareen.

Dareen menahan malu, mukanya sudah memerah "Apaan sih ma? Orang cuma pergi doang kok. Nanti deh Dareen bawa Nata ketemu sama mama kalau dia lagi ada waktu senggang"

Sonya tersenyum tipis melihat kelakuan anaknya yang tersipu malu "Oh namanya Nata? Nice name. Memangnya dia sibuk apa sampai tidak ada waktu?"

"Itu nama panggilan Dareen untuk Nata ma. Nama dia Renatta Clarissa Swan, nama yang bagus kan ma? Dia itu kerja sambil kuliah. Dia kerja bukannya karena gak mampu buat bayar kuliah. Dia anak orang berada kok, tapi alesan dia ngelakuin itu katanya sih biar mandiri gak mau repotin orang tuanya. Anaknya baik dan lucu lagi. Pokoknya Dareen janji bakal ajak dia kemari nanti buat ketemu sama mama, mama pasti suka deh" Dareen menjelaskan kepada Sonya dan terus tersenyum lebar ketika bercerita.

Sonya menganguk mengerti dengan penjelasan anaknya "Wah mandiri dong ya. Mama yakin kok dia pasti anak yang baik. Karena.." sambil mengusap pucuk kepala Dareen "Anak mama juga anak yang baik, pasti ketemu yang baik juga. Yaudah sana kamu pergi nanti terlambat dan jangan lupa sampaikan salam mama untuk Nata yah" lanjutnya sambil menepuk punggung Dareen mengisyaratkan agar anaknya pergi.

Dareen beranjak berdiri dari duduknya "Siap ma. Kalau gitu Dareen pergi dulu ya. Mama dirumah baik-baik. Langsung telepon Dareen kalau ada apa-apa" ucapnya lalu meninggalkan Sonya yang masih tersenyum menatapnya.

*****

Rena sudah bersiap-siap sedari tadi. Hari ini dia mengenakan sweeter panjang abu, celana panjang denim biru, dan rambut yang digerai sehingga menampilkan wajahnya yang cantik. Dia hanya memoles wajahnya dengan sedikit make up karena memang dirinya tidak suka berdandan yang terlalu berlebihan.

Dia langsung segera turun dari kamarnya. Matanya mencari-cari keberadaan Emilia mamanya. Merasa heran karena rumahnya terlihat sepi. Padahal mama dan papanya sudah kembali dari luar negri. Dengan rasa penasaran dia langsung beranjak ke ruang kerja mamanya. Ketika dirinya membuka pintu, Dia mendapati Emilia yang sedang bekerja. Maklum mamanya itu adalah seorang desaigner jadi walau Emilia dirumah, tetap aja beliau masih harus bekerja.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang