Kembalinya cinta

11 1 0
                                    

Rena sedang dalam perjalanan menuju rumah Retta. Tujuan Rena kesana untuk bertemu dengan Rian. Tadinya Rena sudah datang ke cafe, sayangnya cowok itu tidak ada disana.

Semenjak kejadian kemarin Rena sama sekali belum menyapa Emilia. Sebelum pergi tadi Emilia sempat mengajak Rena berbicara dan langsung diacuhkan olehnya. Rasa kecewa terhadap mamanya masih ia rasakan.

Sesampainya Rena dirumah Retta, Rena memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu rumah sahabatnya itu. Rena segera turun dari mobil untuk segera masuk. Tidak perlu baginya untuk mengetuk pintu sebelum masuk karna sudah menjadi kebiasaan baginya. Lagipula orang tua Retta juga sudah mengenalnya dengan baik. Jadi sopan santun tidak diperlukan lagi dirumah besar ini.

"Eh ada non Rena. Silahkan duduk non. Bibi panggilin non Retta nya dulu" ucap bi Sara sopan, bi Sara adalah pembantu dirumah ini. Beliau sudah lama kerja di kediaman Benedict dan Rena juga sudah mengenal bi Sara semenjak duduk di bangku sekolah bersama Retta.

"Gak usah bi. Rena kemari mau ketemu sama Rian. Riannya ada gak bi?" Jawab Rena kemudian duduk di sofa.

"Bibi kira mau ketemu non Retta. Den Rian nya ada diatas. Bibi panggilin dulu yaa" bi Sara beranjak pergi meninggalkan Rena.

Sembari menunggu, Rena hanya duduk sambil menyandarkan kepalanya di sofa. Karna merasa bosan sudah menunggu terlalu lama akhirnya Rena beranjak berdiri, baru ingin berjalan Rian sudah berada di hadapannya saat ini.

"Tumben banget Re kemari. Gak biasanya kemari cuma mau ketemu gw. Kenapa gak telvon dulu sebelum dateng? Kan bisa gw jemput" kata Rian dengan mulut setengah menguap.

Rena kembali duduk kemudian menatap Rian yang masih berdiri didepannya. "Gw kemari karna ada hal yang mau gw bicarain sama lo" ucapnya dengan nada bicara serius.

Merasa aneh dengan tatapan Rena, Rian mengambil posisi untuk duduk disamping Rena. Gadis itu malah menjauhkan posisinya membuat Rian mendadak heran.

"Lo kenapa? Gw ada salah? Gak biasanya sikap lo kayak gini"

Rena menoleh menatap Rian sinis. "Lo kenal sama gw bukan cuma hitungan bulan Yan. Kenapa lo gak jujur sama gw? Apa harus gw yang nanya duluan baru lo bisa jujur?"

Rian sama sekali tidak mengerti dengan perkataan Rena. Memangnya dirinya ada salah apa sehingga membuat Rena menjadi seperti sekarang?

"Jelasin. Jangan sampe gw nanya buat yang kedua kali" lanjut Rena bertanya sekali lagi sampai Rian benar-benar menjawab.

"Gw bener-bener gak tau dimana letak salah gw Re. Gimana gw bisa ngomong kalau gw aja gak paham apa yang lo maksud?" Jawab Rian lalu membalas menatap Rena serius.

"Apa yang lo omongin sama nyokap gw kemarin?"

"Nyokap lo cuma bilang kalau dia berniat buat jodohin gw sama lo. Gak salah kan? Karna dia bilang lo juga udah setuju sama perjodohan ini" Rian sangat santai ketika menjawab. Merasa kalau hal itu tidak perlu dibesar-besarkan.

"Gw?" Lalu menunjuk dirinya "Setuju?"

Rian menganguk. Memang itu yang dikatakan Emilia padanya kemarin.

"Asal lo tau, gw sendiri belum tau kalau nyokap berniat buat jodohin kita" Rena menegaskan. "Kalaupun gw tau, gw gak akan pernah nerima perjodohan ini"

"Serius lo belum tau? Jadi nyokap lo bohong dong?" Rian mendekat pada Rena, ingin memastikan apa yang dikatakan Emilia padanya benar bohong atau tidak.

Rena hanya diam. Diamnya Rena berarti mengiyakan. Rian sudah paham dengan watak gadis disampingnya. Masih tidak percaya kenapa Emilia bisa berbohong.
Disamping itu Rian merasa kecewa karna perjodohannya dengan Rena tak akan mungkin terlaksana.
Sudah terlalu lama Rian mencintai Rena dalam diam. Dia pikir gadis itu akan menjadi miliknya, nyatanya semua hanya kebohongan.

Our Love Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang