dua: baryu?

444 64 18
                                    

Matahari kembali terbit dari timur seperti hari-hari sebelumnya. Lagi-lagi kegiatan yang sama dilakukan ribuan orang di kota Seoul. Kegiatan berulang yang selalu mereka lakukan setiap hari. Namun ada yang berbeda pagi ini bagi gadis berambut hitam legam yang baru saja membuka mata itu. Ini hari pertama Naeun bekerja. Ia akan bekerja dan menghentikan omelan panjang ibunya.

Ia segera melompat dari kasur dan melompat-lompat kegirangan. "Aku akan menjadi seorang pegawai!" Ia mengepalkan tangan di udara. Namum pesta singkat pagi itu harus segera berakhir saat ia melihat jam dinding di atas tempat tidurnya.

"Sial!"

Ia segera berlari keluar dan menuju kamar mandi. Ini hari pertama, tidak seharusnya ia terlambat. Tapi ia bahkan sudah terlambat bangun dari tidur. Setelah mandi ia segera berpakaian dan siap untuk berangkat.

"Naeun, kau mau kemana?"

Naeun yang baru saja mencapai pintu langsung menoleh ke arah suara. Woohee berdiri di hadapannya dengan celemek yang melekat pada tubuh. "Aku akan bekerja." jawab Naeun lalu mulai mencari sepatu yang cocok dengan pakaiannya.

"Bekerja? Maksudmu mencari pekerjaan? Kau tidak biasanya pergi mencari kerja sepagi ini." lanjut Woohee seraya melepas celemek dan berjalan mendekat.

Naeun telah menemukan sepatu yang cocok lalu mengeluarkannya dari kotak. "Aku bekerja. Aku sudah diterima di sebuah perusahaan." Ia mulai memakai sepatu heels berwarna putih itu satu per satu.

"Benarkah? Di mana kau bekerja?"

"Itu.." Naeun kembali berdiri tegap setelah memakai kedua sepatunya. "Aku akan mengatakannya nanti."

Woohee mendengus tidak percaya. "Lihat siapa yang kau coba bohongi. Berhenti membual dan kembali masuk untuk sarapan."

"Ibu! Aku ini anakmu! Bisakah kau sedikit percaya padaku?" Naeun berdecak kesal. "Kau memarahiku karena aku tidak bekerja dan sekarang kau memarahiku saat aku akan berangkat bekerja. Semua yang kulakukan selalu salah di matamu."

Woohee mengedip-ngedipkan mata beberapa kali seraya menyerap perkataan anaknya. "Kau benar-benar bekerja?" Wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak percaya sama sekali. Bahkan kenyataan bahwa Naeun bekerja adalah sesuatu yang nyaris mustahil.

"Terserah! Aku pergi sekarang." Akhirnya Naeun membuka pintu dan pergi menuju tempatnya bekerja.

Setelah perjalanan singkat yang berdebu akhirnya Naeun kembali tiba di gedung SN. Ia segera berlari menuju bagian informasi untuk bertanya letak departemen pemasaran. Setelah tahu ia harus menuju lantai empat, ia segera menaiki lift.

"Lihat siapa yang ada disini."

Naeun menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang berbicara. Lelaki kemarin. Ia melihat ke kiri dan kanan untuk memastikan kepada siapa lelaki itu berbicara. "Kau bicara padaku?" tanya Naeun.

"Kau melihat ada orang lain disini?" Lelaki itu kembali bertanya.

"Aku tidak mengenalmu. Jadi urusi saja urusanmu sendiri, Baryu." jawab Naeun bersamaan dengan denting yang menandakan ia sudah tiba.

"Baryu?"

Naeun sempat mendengar gertakan lelaki itu sebelum ia keluar dari lift. Setelah pintu di belakangnya tertutup, ia kembali menoleh. "Awal yang buruk." Ia menendang pintu lift dengan keras.

ReplayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang